DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP NASIONALISME

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pada dasarnya globalisasi merupakan karakteristik hubungan antara produk bumi yang melampaui batas-batas konvensional seperti bangsa dan negara. Globalisasi yang mempengaruhi kehidupan antar bangsa dan negara di dunia bukan hanya tantangan, tetapi juga sekaligus merupakan peluang. Tantangan merupakan fenomena yang semakin ektensif yang mengakibatkan batas-batas politik, ekonomi antar bangsa menjadi samar dan hubungan antar bangsa menjadi begitu transparan.
Globalisasi memiliki implementasi yang luas terhadap penghidupan dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ditinjau dari prespektif kebangsaan, globalisasi menimbulkan kesadaran bahwa kita merupakan warga dari suatu masyarakat global dan mengambil manfaat darinya, namun disisi lain, makin tumbuh pula dorongan untuk tumbuh lebih melestarikan dan memperkuat jati diri bangsa. Di era globalisasi, bangsa-bangsa bersatu secara mengglobal, tetapi bersamaan dengan itu muncul pula rasa kebangsaan yang berlebihan (cauvinisme) masing-masing bangsa. Hal inilah yang menyebabkan globalisasi merupakan era tekhnologi informasi, komunikasi dan transportasi.
Globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu Negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan negative diberbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, ideology sosial budaya dan lain lain akan berdampak pada nilai nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1.2Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
2.Apa yang dimaksud dengan nasionalisme?
3.Bagaimana dampak dari globalisasi terhadap nasionalisme?
4.Bagaimana cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme?

1.3Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian dari globalisasi.
2.Untuk mengetahui pengertian dari nasionalisme.
3.Untuk mengetahui dampak dari globalisasi terhadap nasionalisme.
4.Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme?
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Globalisasi
Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata global yang artinya universal. Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat  untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang nantinya akan mengahpus batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Pengertian ini didukung oleh pihak yang mendukung terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya serta tetap menjaga eksistensi dan pengaruhnya terhadap dunia terutama dunia ketiga. Stigma negatif disematkan kepada globalisasi oleh para pendukung ide ini, globalisasi dipandang hanya evlolusi dari kapitalisme dimana negara2 kaya akan mengontrol perokonomian dunia sedangkan negara negara kecil atau yang sering disebuk negara ketiga hanya dieksploitasi dan semakin terbenam karena tidak mempunyai daya saing.

2.2 Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya. Nasionalisme berdasarkan para ahli adalah sebagai berikut:
a.Joseph Ernest Renan mengatakan bahwa nasionalisme adalah sekelompok individu yang ingin bersatu dengan individu-individu lain dengan dorongan kemauan dan kebutuhan psikis. Sebagai contoh adalah bangsa Swiss yang terdiri dari berbagai bangsa dan budaya dapat menjadi satu bangsa dan memiliki negara.
b.Otto Bauer mengatakan bahwa nasionalisme adalah kesatuan perasaan dan perangai yang timbul karena persamaan nasib, contohnya nasionalisme negara-negara Asia
c.Menurut Hans Kohn nasionalisme mengatakan bahwa adalah kesetiaan tertinggi yang diberikan individu kepada negara dan bangsa.
d.Louis Snyder mengemukakan nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politis, ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu taraf tertentu dalam sejarah. Sebagai contoh adalah timbulnya nasionalisne di Jepang.

2.3 Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme
2.3.1 Dampak Positif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
a.Globalisasi politik
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

b.Globalisasi ekonomi
Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
c.Globalisasi sosial budaya
Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
 
2.3.2 Dampak Negative Globalisasi Terhadap Nasionalisme
a.Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
b.Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c.Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
d.Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
e.Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2.3.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Dikalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

2.4 Cara Menyikapi Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme.
2.4.1. Sikap Terhadap Dampak Negatif Globalisasi .
Agar dampak globalisasi tidak merusak kehidupan masyarakat maka kita harus mengetahui msisi positifnya, sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak negatif globalisasi globalisasi dapat mempengaruhi tingkah laku kita dalam kehidupan sehari – hari .Untuk itu kita harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi globalisasi , khususnya dari pengaruh negative.
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :
a.Memperkuat keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku yang benar dan salah.
c.Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
d.Menggunakan produk dalam negeri.
e.Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
f.Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
g.Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap lingkungan dan pergaulan buruk .

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a.Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata global yang artinya universal. Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang nantinya akan mengahpus batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Penertian ini didukung oleh pihak yang mendukung terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya
b.Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
c.Dampak globalisasi terhadap nasionalisme
1.Dampak positif
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa Negara. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa
2.Dampak negative
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.). Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga
d.Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme.
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :
1.Memperkuat keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku yang benar dan salah.
3.Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
4.Menggunakan produk dalam negeri.
5.Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
6.Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
7.Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap lingkungan dan pergaulan buruk .

DAFTAR PUSTAKA

Jamli, Edison dkk. 2005. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Akasara
Roesnink. 2009. Menyikapi Dampak Globalisasi
http://roesnink-roesnink.blogspot.com/2009/05/menyikapi-pengaruh globalisasi.html (Akses 26 September 2010)
Kuswono. 2009. Nasionalisme dan Awal Perkembangannya di Indonesia
http://khukus.multiply.com/journal/item/28/NASIONALISME (Akses 26 September 2010)
Sumarwan. 2010. Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/dampak-globalisasi-terhadap-nasionalisme/ (Akses 26 September 2010)
Gusbud. 2010. Dampak Globalisasi
http://www.gusbud.web.id/2010/01/dampak-globalisasi-ekonomi-dan-pengaruh.html (Akses 26 September 2010)

Dipublikasi di KEWARGANEGARAAN | Meninggalkan komentar

Buah semu

BUAH SEMU

Dipublikasi di SPT 1 | Meninggalkan komentar

DIVISI CHYTRIDIOMYCOTA

  1. Karakter umum

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.

Ciri umum kingdom fungi adalah :

  1. Eukariotik (memiliki inti sel) yang berbentuk benang atau sel tunggal
  2. Umumnya multiseluler, ada juga yang uniseluler
  3. Tidak berklorofil, sehingga tidak dapat berfotosintesis
  4. Hidup bebas atau bersimbiosis
  5. Bersifat aerob karena membutuhkan oksigen dalam hidupnya
  6. Reproduksi dengan pembentukkan spora
  7. Tubuh disusun oleh benang – benang yang disebut hifa. Hifa – hifa bersatu membentuk miselium. Ada pula yang miseliumnya berkembang membentuk tubuh buah
  8. Habitat di tempat yang lembab
  9. Jamur bersifat heterotrof, umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat) atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi.

2. Cara Makan dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.

a. Parasit obligat

Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif

Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

c. Saprofit

Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

Pertumbuhan dan Reproduksi

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

Klasifikasi jamur


Kingdom fungi dibagi menjadi lima divisi yang berbeda dalam hal struktur hifa dan struktur penghasil spora, teriri dari yaitu:

  1. Zygomycotina (kelas Zygomycetes).

Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati

Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua.

Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan menghasilkan zigospora

Contohnya :Rhizopus spo Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)

Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+). Contoh lain dan perannya Nama Jamur Perannya Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah Rhizopus oryzae Jamur tempe/untuk membuat tempe Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat. Plasmopora viticola Parasit pada anggur

  1. Ascomycotina Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hisup di kotoran ternak disebut koprofil, ada juga yang parasit pada tumbuhan. Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang unisel.

Cara berkembangbiak ada dua cara:

a. Secara vegetatif. Dengan cara kalmidospora (spora berdinding tebal), fragmentasi (pemisahan sebagian csbang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru), tunas/kuncup (budding) yaitu pada Saccharomyces.

b. Secara generatif Dengan menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus-askus itu berkumpul dalam badan yang disebut askokarp

Contohnya: Nama Jamur Perannya Saccaharomyces cerevisiae untuk membuat tape Saccaharomyces ovale untuk membuat tape Saccaharomyces sake untuk membuat sake jepang Penicillium notatum penghasil antibiotik pinisilin Penicillium chryzogenum penghasil antibiotik pinisilin Penicillium camemberti mengharumkan keju Penicillium roquerforti mengharumkan keju Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung Aspergillus oryzae untuk membuat tape Aspergillus wentii untuk membuat kecap Aspergillus nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga Laboulbenia parasit pada serangga Claviseps purpurea bahan obat-obatan Reosellina arcuata hidup pada potongan akar Nectria cinabarina parasit pada kayu manis Neurospora sitophila untuk membuat oncom

  1. Basidiomycotina, Umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora).

Cara reproduksi : vegetatif (dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium) dan secara generatif (dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora)

Contohnya: Nama Jamur Perannya Puccinia graminis parasit pada rumput-rumputan Ustilago vireus parasit pada padi Ustilago maydis parasit pada jagung

  1. Deuteromycotinaa. Belum diketahui tingkat seksualnya, disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti)

Pembiakan vegetatif dengan menggunakan konidium, sedang alat pembiakan generatifnya (askus atau basidium) belum atau tidak dikenal. Contoh klasik ialah Monilia sitophila, jamur ini masuk Deuteromycotina. Tetapi setelah ditemukan alat pembiakan generetif oleh Dodge (1927) dan Dwijosoeputro (1961), jamur ini dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan namanya diganti menjadi Neurospora sitophila.

Contohnya:Nama Jamur Perannya Helminthosprium oryzae parasit pada padi Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah

DIVISI CHYTRIDIOMYCOTA

Filum Chtridiomycota diduga merupakan nenek moyang langsung dari kelompok fungi tingkat tinggi. Diantara anggota fungi, hanya kelompok Chytrid yang memiliki flagella. Menurut perkiraan Berbee dan Taylor (dalam Roosheroe,dkk:74) berdasarkan waktu geologi dan molecular clock, divergensi kingdom Fungi terjadi sebelum tumbuhan mengkolonisasi daratan (zaman Kambrian, sekitar 900 juta tahun yang lalu). Filum tersebut hanya memuat satu kelas yaitu Chitridiomycetes. Kelas Chitridiomycetes terdiri dari 5 ordo, yaitu Chytridiales, Spirallomycetes, Blastocladiales, Monoblepharidales, dan Neacallimastigales.

Secara keseluruhan, Chytridiomycota sering disebut juga sebagai chytrids walaupun semula istilah tersebut hanya untuk ordo Chytridiales.

Morfologi

Chytrids bersifat uniseluler, berkoloni, atau merupakan organisme yang berfilamen yang mengambil nutrient dengan cara absorbs dan mempunyai sebuah alat gerak yang terletak di bagian posterior, chytrid demikian disebut zoospore berflagel tunggal (uniflagellated zoospores). Beberapa spesies memiliki flagella dua atau lebih (bi- dan polyflagellated zoospores)

Secara tradisional, Chytridiomycota disebut fungi akuatik, tetapi pernyataan tersebut adalah anggapan yang salah. Sebagian besar spesies Chtridiomycota , terdapat di tanah sebagai saprofit yang hidup pada bahan organic. Chytridiomycota merupakan pengurai awal bahan-bahan organic di alam, seperti kitin, keratin, selulosa dan hemiselulosa. Beberapa diantaranya hidup sebagai halofil yang ditemukan di estuaria. Banyak chytrid hidup di dalam alat pencernaan rumen hewan. Banyak juga yang bersifat parasit pada mikroflora dan mikrofauna, seperti algae dan rotifer, dan beberapa parasit pada tumbuhan berpembuluh.

Anatomi

Chytridiomycetes merupakan fungi yang paling primitif.  Anggotanya aquatic dengan dinding sel mengandung chitin tanpa selulosa, dan sporanya berflagel.

Reproduksi

Hifa kapang Chytriodiomycota adalah soenositik (coenocyctic), septum baru dibentuk apabila fungi akan membuat alat reproduksi sporangium. Mula-mula sporangium mengandung protoplasma berinti banyak yang kemudian membelah menjadi bagian-bagian kecil berinti tunggal yang selanjutnya memperoleh flagella posterior dan disebut zoospore. Zoospore keluar dari sporangium melalui papillae atau melalui lubang di dinding sporangium, dan berenanng sebelum menjadi kista. Kista tersebut akan berkecambah menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual berlangsung dengan cara kopulasi antara planogamet-planogamet yang memiliki morfologi sama (isogamet) atau tidak sama (anisogamet) dengan menghasilkan suatu zigot yang akan tumbuh kembali menjadi hifa.

Pada proses produksi spora “gabungan dua nucleus”.terdapat tiga tahap, namely, plasmogamy, karyogamy dan meosis.

Proses plasmogami (gabungan dua protoplast yang membawa dua haploid secara bersama dalam satu sel). Terdapat beberapa cara plasmogamy.

  1. Gametangial copulation (gametangiogamy), terjadi kontak atau penggabungan antara gamet jantan dan betina.
  2. Planogametic copulation (gametogamy) terjadi penggabungan 2 planogamet denngan yang lain.

3. Gametangial contact (gametangy) dua gametangia yang berbeda sex dan mengadakan hubungan dan plasmogamy yang mendapat struktur tambahan yang disebut tuba fertilisasi (oomycetes) dan trichogyne (Ascomycetes)

4. Spermatization (spermatogamy) pada jantan disebut spermatia yang dapat menempel pada trichogyne (Ascomycetes) atau menerima hypha (Basidiomycetes), lubang berkembang pada ujung dari hubungan dan isi dari spermatial bermigrasi untuk menjadi bentuk yang baru.

5 Somatogamy ialah penggabungan dua struktur vegetatif yang bertujuan plasmogamy dalam siklus seksual.

Dipublikasi di mikologi | Meninggalkan komentar

Ascomycota

JAMUR (Fungi)

Pengertian jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang hampir sama dan agak berkaitan:

  1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
  2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
  3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dari ungkapan “Rotinya sudah berjamur” yang maksudnya adalah ‘rotinya telah ditumbuhi kapang’

Jamur (Fungi) termasuk makhluk hidup eukariot yang tidak berklorofil. Ciri khas lainnya adalah dinding sel jamur tersusun atas zat kitin. Kitin adalah zat seperti pada kulit udang dan kepiting. Tubuhnya terdiri dari satu sel atau berbentuk benang yang disebut hifa. Jamur tempe (Rhizopus) atau jamur oncom (Neurospora) mempunyai hifa. Hifa jamur tempe atau oncom tampak seperti serabut kapas. Hifa tumbuh bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Jamur yang terdiri dari satu sel misalnya jamur ragi (Saccharomyces).

Jamur tidak dapat berfotosintesis, sehingga jamur mengambil makanan dari lingkungannya (heterotrof). Jamur hidup secara saprofit atau parasit. Jamur saprofit banyak dijumpai di atas tanah, kayu lapuk, atau bangkai binatang. Contoh jamur saprofit adalah jamur kayu, jamur kuping, jamur merang, dan jamur karat. Jamur yang hidup parasit misalnya jamur panu yang hidup pada kulit manusia. Jamur tak berklorofil, hidup secara saprofit dan parasit. Dinding sel jamur tersusun dari zat kitin.

Perkembangbiakan jamur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual (generatif).

  1. Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk spora, bertunas, atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium.Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora dalah Rhizopus.
  2. Perkembangbiakan seksual terjadi dengan meleburnya dua hifa dari jamur berbeda untuk membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi badan buah.

Jamur dapat diklafikasikan berdasarkan hifa dan alat reproduksinya. Jamur dibedakan menjadi 4 divisi, yaitu Zigomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Saat ini masih terdapat jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur yang demikian dikelompokan dalam divisi Deuteromycota yang berarti jamur tak tentu.

Pada kesempatan kali ini kelompok kami mendapat kesempatan membahas tentang Divisi Ascomycota (Jamur Askus).

ASCOMYCOTA

Ascomycota adalah filum/divisi dari fungi. Anggota filum ini tersebar di seluruh dunia. Ascomycota dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Sebagian besar dari jamur yang termasuk golongan Ascomycotina mempunyai hifa bersekat-sekat dan bercabang-cabang. Selain itu, terdapat jenis jamur yang mempunyai hifa berlubang sehingga protopolasma dan inti sel dapat mengalir dari satu sel ke sel lainnya. Struktur tubuh jamur dari golongan Ascomycotina ada yang multiseluler atau uniseluler seperti pada ragi.

Fungi ascomycota mengalami meiosis setelah pembentukan zigot yang berumur pendek dan menghasilkan meiospora dengan pembentukan sel bebas dalam sebuah meiosporangium yang disebut askus. Ascomycota menunjukkan kompabilitas seksual bipolar dan memiliki dinding sel yang terdiri dari dua lapisan.

Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup parasit atau saprofit. Jamur yang hidup sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang sangat merugikan seperti pada tanaman tembakau, pepaya, karet, teh, cokelat, dan padi. Sedangkan jamur saprofit hidup pada bahan makanan atau sampah. .

Ciri-ciri umum Ascomycota:

  • Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
  • memiliki hifa yang bersekat-sekat, dan berinti banyak

  • Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
  • Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
    dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
  • Reproduksi:

Ascomycota dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Ascomycota menghasilkan spora sebagai hasil dari perkembangbiakan seksual.

  • Reproduksi Aseksual:

Dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup terbentuk pada sel induk yang kemudian lepas. kadang-kadang kuncup tetap melekat pada induk selnya membentuk rantai sel yang disebut hifasemu atau pseudohifa.

  • Reproduksi Seksual :
    1. Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.

    2. Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid.

    3. Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan askogonium dan anteridium.

    4. Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi plasmogami.

    5. Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap berpasangan.

    6. Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
    7. Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
    8. Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru. Catatan: didalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan 4 inti haploid. setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askus terdiri dari 8 buah spora.

Spora seksualnya askospora yang dihasilkan oleh askus dalam tubuh buah (askokarp). Spora aseksualnya adalah konidiospora. Hifa bersekat(berseptum). Anggotanya ada yang uniseluler contohnya saccharomyses cereviceae (khamir),penicilium chrysogenum (pembuat antibiotik), Aspergillus Wentii (membuat kecap) ,tetapi sebagian besar anggotnya multiseluler, contohnya morchella esculenta,sarcosypha coccinea, venturia inaequalis (merusak apel), claviceps purpurea (penyebab penyakit ergot pada gandum),dll. Beberapa jenis jamur bersimbiosis menjadi mikoriza, sebagian lagi bersimbiosis menjadi lumut kerak, sebagian besar sporofit pada sisa organisme.

Ciri khas Ascomycota berkembang biak secara seksual dengan struktur pembentuk spora yang disebut Askus. Contoh ascomycota adalah Penicilium, Aspergillus, dan Saccharomyces.

Penicillium

Ascocarp dengan ascospora

Ascomycota dibagi menjadi tiga kelas yaitu archiascomycetes, hemiascomycetes, dan euastomycetes.

Ascomycotina, Divisi ini bercirikn talus yang terdiri dari miselium bersepta. Reproduksi seksual membentuk askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai parasit, yang menimbulkan panyakit pada tumbuhan. Bentuk askus ada bermacam-macam, antara lain:

  1. Askus tanpa askokarp
  2. Askus yang askokarpny berbentuk deperti mangkok disebut aposetium.
  3. Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut kleistotesium.
  4. Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiulum disebut peritesium.

Ada bermacam-macam askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi tingkat kelas.
1) Kelas Hemiascomycetes

Karakter dari kelas ini diantaranya sebagai berikut:

  1. Aski tidak terbungkus di dalam atau pada tubuh buah
  2. Secara filogenetik kelas ini terdiri dari Budding yeasts dan genera yang yeasts ligt seperti Ascoidea dan Cephaloascus
  3. Kelas tersebut hanya memiliki satu ordo Saccharomycetales atau Endomycetales
  4. Taksa yang termasuk ke dalam ordo Saccharomycetales memiliki dinding sel yang umumnya terdiri dari manan dan gulkan
  5. Pada saat pembentukan septa, septanya terdiri dari satu atau beberapa pori yang mempunyai sumbat dan tidak terdapat woronin.

Kelompok jamur ini tidak membentuk askokarp, tidak mempunyai hifa, tubuhnya terdiri dari sel bulat atau oval yang dapat bertunas sehingga terbentuk rantai sel atau hifa senu. Contoh anggota Hemiascomycetes adalah khamir Saccharomyces.
Beberapa jenis Saccharomyces antara lain:

  • Saccharomyces cerevisiae, khamir roti atau khamir bir, juga disebut khanir raja yang berguna dalam pembuatan roti dan alcohol.
  • tuac, bekerja mengubah air nira(legen) menjadi tuak.
  • Saccharomyces ellipsoideus, mempermentasi buah anggur menjadi anggur manuman.

2) Kelas Archiascomycetes

Memiliki cirri karakter diantaranya sebagai berikut:

  1. Merupakan bentuk Ascomycota primitive atau basal Ascomycetes
  2. Merupakan keturunan yang mengalami reduksi dari spesies-spesies yang lebih kompleks yang mempnyai askomata
  3. Memiliki tahapan seksual ascogenos, tetapi tidak memiliki hifa ascogenos
  4. Reproduksi aseksual dengan pertunasan (Budding) atau pembelahan (cleveage) kecuali pada genus Neolekta tidak ada ascomata ataupun konidiomata

Klas ini dibagi 5 ordo yaitu.

  1. Ordo Pneumocystidales

Karakter:

  • Merupakan penyebab pneumonia pada pasien HIV, ex: Pnemocystis carinii
  • Dahulu dianggap sebagai protozoa
  1. Ordo Schizosaccharomycetales

Karakter:

  • Lebih dikenal denga fission yeasts karena reproduksi vegetatifnya dengan pembelahan sel

  1. Ordo Neolectales

Karakter:

  • Pada genus Neolecta mempunyai apotecia berbentuk clavatus dan bertangkai

  1. Ordo Promycetales

Karakter:

  • Terdiri dari satu family protomycetaceae dengan 5 genera yang terdiri dari 20 spesies

  • Merupakan parasit pada tumbuhan berpembuluh, khususnya family Asteraceae dan Apiaceae

  • Protomicetales jga menghasilkan pigmen pada medium buatan seperti Taphrina
  1. Ordo Taprinales

Karakter:

  • Terdiri dari satu family taprinaceae dengan genus tunggal kaprina yang terdiri dari hamper 100 spesies
  • Genus kaprina merupakan parasit bersifat demorfik, membentuk miselia dikariotik

  • Dan askus terbuka pada fase parasitic membentuk pertunasan sel
  • Membentuk pertunasan sel khamir pada fase saprobikbya pada fase haploid

  • Taprina merupakan parasit pada berbagai jenis tumbuhan berpembuluh, khususnya paku-pakuan, Rosales, dan fajales.

3) Kelas Euascomycetes

Karakter dari kelas ini adalah sebagai berikut:

  1. Umumnya fungi Ascomycetous memiliki filament
  2. Komposisi dinding selnya didominasi oleh kitin dan glukan
  3. Mempunyai lubang septum dengan woroning bodies
  4. Euascomycetes dapat membentuk ascogonia dan ascomata
  5. Kebanyakan menghasilkan hifa pada medium buatan

Euascomycetes ini terdiri dari 3 sub klas yaitu:

  1. Sub klas Plektomycetes

Ciri-cirinya :

  • tidak dapat membentuk askomaseluler dan askusnya yang prototunikata tidak mempunyai hamathecium,
  • askus terdapat bebas di atas miselium
  • askokarpanya berupa cleistotecium
  • askokarpanya tidak berseptum, misalnya Monascus sp. Dan Emirecela sp

Kelas ini terdiri dari 3 ordo yaitu, Ascosphaerales, Onygenales, dan Eurotyales

  1. sub klas Hymenoascomycetes

dibedakan cirinya berdasarkan anatomi dan morfologi Dari asal askusnya, yaitu Ascohymenial atau Ascolocular dari Ascomata dan Ascus yang unitunikata pada hypemenoas comycetes atau bitunikata.

  1. Sub klas Loculoascomycetes

Terdiri dari ordo-ordo Apothe chioid: Arthoneales, Patellariales, Lahmiales; ordo-ordo Perithecioid: Melanommatales, Pleosporales, Verrucariales, Chaetothyriales

Beberapa Ascomycota penting yang berperan dalam kehidupan sehari-hari :

  1. khamir (ragi roti) Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman beralkohol salah satunya berguna untuk membuat bir, maupun alkohol. mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi
  2. khamir (ragi roti) Saccharomyces cereviceae, dan media lain yang sejenis, dapat membahayakan lever dan mengandung karsinogenik.
  3. Tuber magnatum atau Truffle putih digunakan dalam kuliner.
  4. ragi anggur Saccharomyces ellipsoideus, untuk pembuatan wine dari anggur.
  5. ragi tuak Saccharomyces tuac, untuk pemuatan tuak dari air nira.
  6. kapang oncom Neurospora sitophila, untuk pembuatan oncom
  7. Neurospora crassa, kapang yang dipakai sebagai organisme model dalam biologi.
  8. Morchella esculenta dan Sarcoscypha coccinae, yang tubuh buahnya dapat dimakan.
  9. Venturia inaequalis penyebab penyakit yang merusak buah apel.
  10. Clavisceps purpurea hidup sebagai parasit pada bakal buah graminae,penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Gandum yang terkena spesies ini akan menimbulkan ergotisma pada hewan atau manusia yang memakannya.
  11. Saccharomyces sp, Ciri umum Saccharomyces sp (ragi) tidak mempunyai hifa dan tubuh buah. Jenis ragi yang dimanfaatkan untuk pem-buatan tape atau pengembang adonan roti adalah Saccharo-myces cerevisiae. Jamur ini dapat memfermentasi glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida.
  12. Saccharomyces cerevisiae sebagai pengembang roti atau kue akan berhenti tumbuh jika kadar alkohol mencapai 4-5%, sedangkan CO2 yang dihasilkan akan mengembangkan adonan roti. Alkohol akan menguap habis ketika roti dibakar. Saccharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan dalam minuman beralkohol baru berhenti tumbuh (berkembang biak) pada kadar alkohol mencapai 14-17%.
  13. Penecillium notatum dan P. chrysogenum penghasil zat antibiotik (penisilin) yang ditemukan tahun 1929 oleh Alexander Fleming.
  14. Penecillium cammemberti dan P. requefort dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keju.

Beberapa Ascomycota yang merugikan dalam kehidupan sehari-hari :

Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup parasit atau saprofit. Jamur yang hidup sebagai parasit, dapat menimbulkan penyakit yang sangat merugikan seperti pada tanaman tembakau, pepaya, karet, teh, cokelat, dan padi. Sedangkan jamur saprofit hidup pada bahan makanan atau sampah.

  1. Aspergillus

Aspergillus hidup sebagai saproba pada bermacam-macam bahan organik, seperti pada roti, daging yang sudah diolah, butiran padi, kacang-kacangan dan lain-lain. Koloninya berwarna abu-abu, hitam, kuning atau cokelat.

Jenis-jenis Aspergillus antara lain:

  1. Aspergillus fumigates, bersifat parasit yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan unggas

  2. Aspergillus flavus, penghasil flatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker hati. Kapang ini benyak terdapat pada kacang tanah dan makanan yang terbuat darinya.

  3. Aspergillus nidulan, parasit pada telinga menyebabkan outomikosis.

Jamur ini dapat menimbulkan penyakit yang lain yang disebut dengan istilah ”Aspergillogis”.

Identifikasi Aspergillogis”

Penyakit jamur yang muncul dengan berbagai sindroma klinis yang disebabkan oleh spesies Aspergillus. Penderita dengan penyakit paru kronis (terutama asthma, juga penyakit gangguan paru kronis atau “cystic fibrosis”) dan penderita yang alergi terhadap jamur ini dapat menyebabkan kerusakan bronchus dan penyumbatan bronchus intermiten. Keadaan ini disebut sebagai allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA). Kolonisasi saprophytic endobronchial pada penderita dengan pelebaran bronchus atau bronkiektasi dapat menimbulkan gumpalan hyphae, dan massa hyphae yang besar mengisi rongga-rongga yang sebelumnya sudah ada (berupa bola jamur atau aspergilloma). Suatu spesies Aspergillus dapat muncul bercampur dengan organisme lain dalam abses bakteriil paru-paru atau pada empiema.

Aspergillosis yang invasif dapat terjadi, terutama pada pasien yang menerima terapi imunosupresif atau sitotoksik; ia dapat menyebar ke otak, ginjal dan organ lain dan seringkali fatal. Invasi kedalam pembuluh darah berupa trombosis dan menyebabkan infark adalah ciri dari infeksi jamur ini pada pasien dengan kekebalan rendah.

Organisme ini dapat menginfeksi tempat dipasangnya katup jantung prostetik. Spesies Aspergillosis adalah penyebab paling umum dari otomikosis; jamur membuat koloni atau menyebabkan infeksi invasif pada sinus paranasal. Jamur ini tumbuh pada jenis makanan tertentu, isolat dari A. flavus (kadang juga spesies lain) bisa memproduksi aflatoksin atau mikotoksin lain; toksin ini dapat menyebabkan penyakit pada ikan dan hewan dan sangat karsinogenik pada hewan percobaan.

Hubungan antara kadar aflatoksin yang tinggi pada makanan dan timbulnya kanker hepatoseluler ditemukan di Afrika dan Asia Tenggara. Diagnosis ABPA ditegakkan antara lain adanya reaksi benjolan merah di kulit jika dilakukan skarifikasi atau suntikan intradermal dengan antigen Aspergillus, adanya sumbatan bronchus yang menahun, eosinofilia, terbentuknya antibodi presipitasi serum terhadap Aspergillus, peningkatan kadar IgE dalam serum dan adanya infiltrat paru yang bersifat transien (dengan atau tanpa bronkiektasis sentral). Kolonisasi endobronkial saprofitik didiagnosa dengan kultur atau ditemukannya Aspergillus mycelia pada sputum atau pada dahak ditemukan hyphae. Serum precipitin terhadap antigen spesies Aspergillus biasanya juga muncul. Bola jamur dari paru biasanya dapat didiagnosa dengan foto toraks dan dari catatan medis. Diagnosa aspergillosis invasif ditegakkan dengan ditemukannya Mycelia Aspergillus dengan mikroskop dari jaringan yang terinfeksi; konfirmasi diagnosa dilakukan dengan kultur untuk membedakan dengan penyakit jamur lain yang gambaran histologinya mirip.

Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus adalah penyebab paling umum dari aspergillosis pada manusia, walau spesies lain dapat juga sebagai penyebab. Aspergillus fumigatus menyebabkan banyak kasus bola jamur; Aspergillus niger penyebab umum otomikosis.

Distribusi Penyakit

Tersebar diseluruh dunia, jarang dan bersifat sporadis, tidak ada perbedaan insidens berdasarkan ras atau jenis kelamin.

Reservoir.

Spesies Aspergillus secara alamiah ada dimana-mana, terutama pada makanan, sayuran basi, pada sampah daun atau tumpukan kompos. Konidia biasanya terdapat di udara baik di dalam maupun di luar ruangan dan sepanjang tahun.

Cara Penularan.

Melalui inhalasi konidia yang ada di udara.

Masa Inkubasi.

Hitungan hari hingga minggu.

Masa Penularan.

Tidak disebarkan dari satu orang ke orang lain.

Kerentanan dan Kekebalan.

Spesies Aspergillus ditemukan dimana-mana, dan Aspergillosis biasanya muncul sebagai infeksi sekunder dan hal ini membuktikan bahwa orang yang sehat kebal terhadap penyakit ini. Kerentanan akan meningkat dengan pemberian terapi imunosupresif dan sitotoksik dan serangan invasif terlihat terutama pada pasien dengan netropenia yang berkepanjangan. Penderita HIV/AIDS atau penderita penyakit granulomatous kronik pada masa kanak-kanak juga peka terhadap infeksi jamur ini.

Cara Cara Pemberantasan

A. Cara Cara Pencegahan :

Udara ruangan yang disaring dengan High Efficiency Particulate Air (HEPA) dapat menurunkan infeksi aspergillosis invasive pada penderita yang dirawat di RS terutama penderita dengan netropenia.

B. Pengawasan Penderita, Kontak & Lingkungan Sekitarnya :

  1. Laporan pada instansi kesehatan setempat : laporan resmi biasanya tidak dilakukan, Kelas 5 (lihat tentang pelaporan penyakit menular).

  2. Isolasi : tidak perlu.
  3. Disinfeksi serentak : menjaga kebersihan, pembersihan terminal.

  4. Karantina : tidak dilakukan.
  5. Imunisasi : tidak ada.
  6. Investigasi kontak dan sumber infeksi : tidak diindikasikan.

  7. Pengobatan spesifik : ABPA diobati dengan corticosteroid suppression dan biasanya membutuhkan terapi yang lama. Reseksi bedah, jika memungkinkan, adalah pengobatan paling tepat untuk aspergilloma. Amphotericin B (Fungizone® atau formasi lipid) IV dapat digunakan untuk infeksi jaringan bentuk invasif. Pemberian Itraconazole bermanfaat bagi penderita yang perkembangannya lebih lambat dan untuk penderita yang mempunyai masalah kekebalan. Terapi imunosupresif harus dihentikan atau dikurangi sebisa mungkin. Kolonisasi endobronkial harus diobati sedemikian rupa untuk memperbaiki drainase bronkopulmoner.

b. Penicillium

Kapang multiseluler ini mempunyai miselium bersekat-sekat. Ujung konidiofornya tidak melebar melainkan bercabang-cabang tadi. Penicillium, banyak terdapat pada bahan-bahan organik dan sebagai saprofit, misalnya sebgai berikut:

  1. Penecillium italicum dan P. digitatum perusak buah jeruk masing-masing dinamai juga kapang biru dan kapang hijau.
  2. Penecillium axpansup, menyebabkan buah apel membusuk ditempat penyimpanan.
  3. Penecillium islandicum merusak beras sehingga menjadi kuning, maka disebut “Yellow rice”.

DAFTAR PUSTAKA

Cavalier-Smith, T. (1998). “A revised six-kingdom system of Life. Biol. Rev. Camb. Philos. Soc. 73 (3): 203–266.

Indrawati ganjar, dkk. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Ascomycota” fungi.(serial online, 19 oktober 2007)

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0025%20Bio%201-5b.htm

http://mudarwan.wordpress.com/2009/01/20/jamur/

http://id.wiki.detik.com/wiki/Ascomycota

http://www.cixers.co.cc/2008/08/klasifikasi-jamur.html

http://vlial.wordpress.com/2009/09/10/jamur/

http://www.ariebudidarmawan.com/2009/06/klasifikasi-jamur.html

http://www.crayonpedia.org/mw/1._Klasifikasi_Jamur_10.1

http://www.countrysideinfo.co.uk/fungi/typeasco.htm

http://www.wisc-online.com/objects/index_tj.asp?objid=BIO604

http://tolweb.org/Ascomycota

http://www.palaeos.com/Fungi/Ascomycota/Ascomycota.html

http://dunia.web.id/cari.php?q=fungi%20ascomycota

http://science.jrank.org/pages/2893/Fungi-Ascomycota-sac-fungi.html

http://dunia.web.id/cari.php?q=fungi%20ascomycota

http://www.sparknotes.com/biology/microorganisms/fungi/section2.rhtml

http://www.perspective.com/nature/fungi/ascomycota.html

Dipublikasi di mikologi | Meninggalkan komentar

BASIDIOMYCOTINA/BASIDIOMYCOCETES

Basidiomycetes / Basidiomycotina

Divisi Basidiomycotina adalah takson dari Kingdom Fungi yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya) dan Heterobasidiomycetes. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes).

Gambar 1. Jamur

A. Struktur Tubuh

Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp. Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative. Spora ( basidiospora ) yang jumlahnya empat berada di luar basidium. Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru. Contohnya yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella volvaceae).

Gambar 2. Basidiocarp

Jamur basidiomycota terdiri dari kumpulan benang miselium yang berkelompok membentuk tubuh jamur. Tubuh jamur berupa tubuh buah, sebagai hasil perkembangan dari zigot. Zigot dihasilkan oleh perkawinan antara hifa positif dan negatif. Tubuh buah menghasilkan spora dan spora terdapat pada basidium.

Gambar 3. Sruktur Basidiomycota

B. Habitat

Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia.

C. Reproduksi

Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Basidiomycota bereproduksi secara aseksual dengan permulaan pembentukan spora aseksual. Budding terjadi ketika suatu perkembangan sel induk dipisahkan menjadi sel baru. Setiap sel dalam organisme dapat kuncup. Pembentukan spora aseksual yang paling sering terjadi di ujung struktur khusus yang disebut conidiophores.

Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenismenghasilkan spora seksual (spora generative), yaitu spora basidium (basidiospora). Perkembangbiakan seksualnya dengan cara pembentukan basidiospora pada basidium atau di luar basidium melalui suatu tangkai yang disebut strerigma. Ada bermacam-macam badan buah pembentuk spora pada Basidiomycetes. Uredinales adalah salah satu contoh dari anggota Basidiomycetes yang dikenal sebagai jamur karat dapat membentuk 5 macam stadium pembentuk spora, yakni : pycnia, aecia, uredinia, telia dan basidium.

Tahapan reproduksi seksual pada Basidiomycotina adalah sebagai berikut :


Gambar 4. Reproduksi Seksual Basidiomycotina

Penjelasan :

  • Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
  • Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
  • Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
  • Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp.
  • Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium yang berinti diploid (2n).
  • Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi empat inti yang haploid (n).
  • Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya.
  • Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.
  • Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.

Gambar 5. Siklus hidup Basidiomycotina

Pembentukan basidiospores :

Gambar 5. Pembentukan basidiospora

  • Dua nukleus haploid dalam apikal dikaryotic hyphal kompartemen (seringkali dalam basidiocarp) FUSE untuk membentuk inti diploid
  • Nukleus yang diploid mengalami meiosis untuk menghasilkan empat nukleus haploid.
  • Empat outgrowths kecil – STERIGMATA – mulai terbentuk di bagian atas kompartemen hyphal dan ujung setiap sterigma mulai mengembang.
  • Sebuah Vakuola berisi cairan berkembang di dekat pangkal kompartemen dan secara bertahap membesar – seperti yang membesar meningkat protoplasma ke bagian-bagian dari sterigmata.
  • Ketika setiap di ujung sterigma mengembung dan hampir mencapai ukuran penuh lalu masuk ke dalam inti TI.
  • The uninucleate yang mengembung di ujung setiap sterigma matang berubah menjadi basidiospore.
  • Kompartemen mendukung sterigmata dan basidiospores disebut basidium.

Salah satu ciri khas dari Subdivisi Basidiomycota yaitu pada siklus hidupnya. Dimana spora haploid tumbuh menjadi kusut kapas dari hyphae yang disebut mycelia. Mycelia ini biasanya tumbuh di bawah permukaan sampai mereka bertemu dengan miselium lain. Keduanya bergabung (Plasmogami) dan menghasilkan serangkaian binucleate, dikaryotic hyphae yang mencapai di atas tanah dan akan membentuk tubuh atau basidioma berbuah. Sel-sel tidak dapat membagi basidioma oleh mitosis yang normal karena mereka harus menghasilkan dua sel anakan masing-masing dengan salinan dari kedua orangtua inti. Hal ini dilakukan melalui pembentukan koneksi penjepit.

Gambar 6 : Pembentukan sebuah Clamp Connection

Dalam proses ini, sebuah bentuk saku menonjol di dinding sel hyphal pada suatu titik antara dua inti. Saku ini pada akhirnya akan membentuk penjepit. Kedua inti (a dan b) kemudian bagi mitotically. Pembagian ini berorientasi sedemikian rupa sehingga suatu ‘inti diposisikan dalam saku dan keduanya penjepit a “dan b’ inti adalah menuju ujung hypha, sementara b” inti mengambil posisi posterior. Selanjutnya, dinding sel terbentuk di antara penjepit sel posterior ujung hypha. Ujung sekarang telah lengkap dengan dua inti sel, tetapi sel posterior dan penjepit masing-masing hanya memiliki satu inti. Hal ini memperbaiki ketika kurva penjepit kembali ke hypha dan menyatu dengan sel posterior.

D. Klasifikasi Basidiomycota

Jamur Basidiomycota dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes. Sedangkan Homobasidimycotina dibagi menjadi 3 subclas yaitu :

  1. Hymenomycetes

Merupakan kelas terbesar dari Basidiomycota. Menghasilkan spora pada permukaan terbuka – melepaskan spora secara bertahap melalui struktur seperti pori-pori atau insang.

Orders: Agaricales, Aphyllophorales (3 contoh)

  1. Gasteromycetes

Menghasilkan spora pada permukaan tersembunyi, spora dilepaskan sesaat setelah penutupnya pecah. jamur ini menghasilkan basidiospores dalam basidiomata mereka, di mana spora benar-benar tertutup atau setidaknya merupakan bagian dari perkembangan mereka. Morfologi gasteroid basidioma telah berevolusi beberapa kali dalam basidiomycetes.

Contohnya puffball dan earthstar Orde Lycoperdales dan dua stinkhorns dari Orde Phalales.

  1. Heterobasidiomcetae

Menghasilkan spora di ujung benang mencolok. Mekanisme perkembangan jamur terus berlanjut untuk menjamin pembebasan spora yang efisien. Contohnya meliputi jeli jamur (digambarkan), rusts, Smuts.

Beberapa contoh spesies dari Divisi Basidiomycota, antara lain:
a.Puccinia Graminis

b.Jamur Merang (Volcariella Volvacea)

c.Ustilago maydis

d.Jamur Kuping

e.Amanita Muscaria

E. Peranan

Jamur basidiomycotina adalah kelompok jamur dengan jumlah sekitar sekitar 25 ribu spesies yang sudah diidentifikasi. Beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang menguntungkan adalah sebagai berikut.

  • Jamur kuping (Auricularia polytrichia), jamur merang (Volvariella volvacea), dan jamur shitake (Lentinula edodes) dapat dimakan tubuh buahnya.
  • Jamur kayu (Ganoderma) sebagai obat atau makanan suplemen.
    Adapun jamur Basidiomycotina yang merugikan adalah sebagai berikut
  • Jamur karat (Puccinia graminis) merupakan parasit pada daun tanaman pertanian dari family Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
  • Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
  • Ustilago maydis, parasit pada jagung.
  • Amanita ocreata dan Amanita phalloides, beracun dan mematikan jika dimakan.
  • Amanita muscaria, dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan.
    Terdapat beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang mempunyai tubuh buah yang sulit dibedakan antara beracun dan tidak beracun, sehingga lebih baik jangan memakan jamur yang belum diketahui dapat dimakan atau tidak.
  • Smuts, Parasit tanaman penting seperti gandum, oat, dan gandum hitam.
  • Rusts beberapa seperti :
  • wheat black stem rust (Puccinia graminis)
  • white pine blister rust melepuh pinus putih karat

Basidiomycota memiliki dampak besar pada kehidupan manusia dan fungsi ekosistem. Banyak Basidiomycota memperoleh gizi oleh mati membusuk dari bahan organik, termasuk kayu dan sampah daun. Demikian, Basidiomycota memainkan peran penting dalam siklus karbon. Tetapi selain itu Basidiomycota sering menyerang kayu bangunan dan struktur lainnya, yang memiliki konsekuensi ekonomi yang negatif bagi manusia. Simbiosis gaya hidup (intim asosiasi dengan organisme hidup lain) dikembangkan dengan baik dalam Basidiomycota. Simbiosis Basidiomycota termasuk patogen tanaman penting, seperti “rusts” (Uredinales) dan “Smuts” (Ustilaginales), yang menyerang gandum dan tanaman lain. Simbiosis lainnya yaitu menyebabkan penyakit pada hewan, termasuk manusia. Tidak semua bentuk simbiosis dari Basidiomycota menyebabkan kerugian bagi individu lain, namun sebagai contoh, beberapa Basidiomycota, serta segenggam Ascomycota, bentuk ectomycorrhizae, yang merupakan asosiasi dengan akar tumbuhan vaskular (terutama pohon-pohon hutan seperti pohon ek, pohon pinus, dipterocarps, dan eukaliptus; Smith dan Read, 1997). Ectomycorrhizal Basidiomycota membantu tanaman lain memperoleh mineral nutrisi dari tanah, dan sebagai imbalannya mereka menerima gula bahwa tanaman menghasilkan melalui fotosintesis. Simbiosis lain dari Basidiomycota yaitu membentuk perkumpulan dengan serangga, termasuk semut pemotong daun, rayap, skala serangga, woodwasps, dan kulit kumbang (Wheeler dan Blackwell, 1984; Mueller et al., 1998).

Manusia telah menemukan beragam kegunaan Basidiomycota. Jamur, baik dibudidayakan dan liar, dimakan di banyak negara. Beberapa Basidiomycota menghasilkan racun mematikan (Benjamin 1995). Basidiomycete toksin yang phalloidin (dari jamur Amanita phalloides) mengikat aktin, yang merupakan komponen mikrofilamen. Fluorescent noda yang menggabungkan phalloidin digunakan oleh ahli biologi sel untuk memvisualisasikan Sitoskeleton. Jenis racun lain yang dihasilkan oleh Basidiomycota termasuk halusinogen yaitu berasal dari anggota genus Psilocybe (dan kelompok lain). Spesies Psilocybe tradisional telah digunakan dalam kebudayaan pribumi Amerika Tengah sebagai alat spiritual, dan sekarang dibudidayakan untuk perdagangan narkoba. Senyawa biokimia lain Basidiomycota yang memiliki kegunaan praktis mencakup astaxanthin, pigmen merah yang dihasilkan oleh basidiomycetous ragi Phaffia yang digunakan untuk menambah warna untuk bertani salmon, dan enzim tertentu dari kayu-membusuk Basidiomycota yang mempunyai potensi aplikasi dalam produksi kertas dan Bioremediasi (dekontaminasi menggunakan lingkungan yang tercemar agen biologis).

DAFTAR PUSTAKA

http://www.thaigoodview.com/library/contest2551/science04/17/2/ThaiGoodView/basidiomycota/basidiomycota.jpg

http://mudarwan.wordpress.com/2009/01/20/jamur/

http://wapedia.mobi/id/Basidiomycota

http://basidiomicota.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Basidiomycota

http://vlial.wordpress.com/2009/09/10/jamur/

http://www.botany.hawaii.edu/faculty/wong/Bot201/Basidiomycota/Basidiomycetes.htm

http://img.sparknotes.com/figures/5/5b2570b38ff96026a03c4f4d6d510ed7/basidiostructure.gif

http://tolweb.org/Basidiomycota/20520

http://www.biology.ed.ac.uk/research/groups/jdeacon/microbes/basidio.htm

Dipublikasi di mikologi | Meninggalkan komentar

ZYGOMYCOTINA

JAMUR

Jamur (fungi) banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir di semua tempat di mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani tahapan istirahat atau meghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi.

Kebanyakkan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut miselium.

Merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar, batang, daun sehingga disebut dengan tumbuhan tallus. Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluller) dan bersel banyak (multiseluller). Sel berbentuk benang (hifa). Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium.

Selnya bersifat eukaryotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasit atau saprofit. Menyukai hidup pada tempat yang lembab dan tidak menyukai akan adanya cahaya.

Alat reproduksi berupa :

  • gametangium : penghasil gamet jantan dan betina

  • sporangium  : penghasil spora seksual dan spora aseksual

Cara reproduksi :

  • generatif : dengan peleburan dua buah gamet

  • vegetatif :

  • spora vegetatif

  • fragmentasi (pemisahan)

  • membelah diri

  • tunas (budding)

Fungi dapat dibedakan menjadi 5 devisio yaitu :

  1. Oomycotina

  2. Zygomycotina

  3. Ascomycotina

  4. Basidiomycotina

  5. Deuteromycotina

ZYGOMYCOTINA

Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual,terutama pada pembentukan zigospora. Jamur ini dinamakan Zygomycetes karena membentuk spora istirahat yang berdinding tebal yang disebut zygospora. Zygospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.

Zygomycota, adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik dan dapat membentuk struktur dorman bersfat sementara yang disebut zigospora.

Ciri- ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:

  1. Biasa hidup sebagai saprofit
  2. Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau buluh
  3. Dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana
  4. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru
  5. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.
  1. Struktur Tubuh Zygomycota

Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istrahat berdinding tebal yang disebut zigospora. Zigospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Jamur yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan dan hewan yang telah membusuk. Stuktur tubuh Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat
dengan dinding sel mengandung kitin. Hifanya bersifat senositik. Septa hanya ditemukan pada sel-sel bereproduksi. Tubuh zygomycota. Bagian tertentu dari zygomycota membentuk sporagium yang didukung sporangiofor. Sporagium adalah struktur penghasil spora vegetatif. Alat reproduki seksual adalah zigosporagium yang berdinding tebal dan berwarna kehitaman. Nama zygomycota menujukan alat reproduksi seksual tersebut. Zigomycota tidak memiliki tubuh buah.

Ada beberapa tipe hifa pada Zygomycota yaitu :

  • Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat. Misalnya jamur pada roti
  • Rizoid, Hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan
  • Sporangiofor, Hifa yang tegak dipermukaan substrat dan memiliki sporangium globuler diujungnya.
  1. Habitat

Zygomycota sebagian besar merupakan jamur terestrial yang hidup sebagai saprofit di tanah, makanan atau pada sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Jamur zygomycota ada yang hidup sebagai parasit pada manusia dan tumbuhan sehingga menyebabkan penyakit. Jenis jamur zygomycota lainnya hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan organisme lain. Misalnya dengan ganggang hijau- biru atau ganggang hijau membentuk lumut kerak (lichen), dan dengan akar tumbuh tinggi sebagai mikoriza.

  1. Reproduksi

Ciri-ciri umum filum zygomycota yang berkaitan dengan pembiakan adalah seperti dibawah:

  1. Melakukan pembiakan pengawanan dengan cara percantuman 2 nukleus melalui alat kelamin “gametangium”; untuk membentuk zigospora (= spora rehat / resting spore).
  2. Zigospora ialah struktur diploid yang kuat daya ketahanan. Tersebar di udara sehingga bertemu substrat yang sesuai. Meiosis akan berlaku – dan hasilnya ialah hifa haploid. Hifa haploid ini akan seterusnya membentuk sporangium: struktur di mana spora haploid tersimpan.
  3. Berupaya melakukan pembiakan aseksual melalui hifa haploid, yang merupakan cambahan dari spora (lalu membentuk hifa haploid).

Zygomicetes dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Reproduksi seksualnya secara konjungsi.

Gambar: Repoduksi seksual dan Aseksual pada Zygomycota

Cabang pendek Rhizopus yang berjenis positif dan cabang pendek yang berjenis negative bertemu pada ujungnya. Setelah bertemu akan terbentuk sekat didndidng dibawah ujung cabang hifa. Gamet dari kedua rhizopus kemudian bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot mempunyai dinding pelindung yang tebal kemudian zigot memasuki periode dormansi. Dormansi biasanya berlangsung selama 1 sampai 3 bulan. Setelah periode dormansi zigot berkecabah. Saat berkecambah, inti sel zigot melkukan meiosis, kemudian hifa haploid pendek tumbuh dari zigot. Hifa haploid segera membentuk sporangium yang akan memproduksi spoara aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual akan membentuk miselium baru.



Gambar
: Miselium Rhizopus

    1. Pembiakan asekssual

Reproduksi aseksual terjadi dengan fragmentasi miselium atau spora seksual yang dihasilkan oleh sporangium.

  • Pembiakan secara vegatatif melalui penyerpihan miselium.
  • Pengeluaran spora aseksual yang dipanggil sporangiospora


Gambar: Zygospora- konidia (asexual)

    1. Pembiakan seksual

Reproduksi seksual terjadi dengan cara perkawinan antar hifa yang berbeda jenis disebut hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi aseksual.

Gambar: Zygosporangia (sexual)

  • Menghasilkan spora seks yang dipanggil zigospora
  • Berlaku secara konjugasi yaitu percantuman 2 gametangium
  • Gametangium tersebut merupakan hujung-hujung hifa yang subur
  • Sitoplasma di antara gametangium ini akan bergabung (plasogami)
  • Bagi spesies yang heterotalus guna simbol (+) dan (-) kerana tidak boleh tentukan jantan betina
  • Hasil percantuman nukleus menghasilkan zigot
  • Zigot merupakan zigospora,
  • Zigospora bermeiosis hasilkan spora (n) matang hasilkan sporangium
  1. Klasifikasi Zygomycetes
    1. Zygomycetes terbagi atas dua kelas, yaitu :
  1. Class Zygomycetes
  1. Karakteristik dari kelas Zygomycetes :
  • Umumnya terestial, saprofit atau parasit pada tumbuhan ataupun mamalia atau predator dari organisme mikroskopik.
  • Reproduksi aseksualnya dengan satu kelompok aplanosphore dengan kantong spora.
  • Reproduksi seksualnya dengan peleburan dari sel gamet yang sama menghasilkan susunan zygosporangium berisi zygospore.
  1. Class Zygomycetes memiliki 4 genus, yaitu :
  1. Dimargaritales

ex : Dispira cornuta

  1. Endogone

ex : Endogone pisiformis

  1. Mucor

ex : Mucuo hiemalis

Mucor bainieri

  1. Kickxellales

ex : Coemansia mojovensis

  1. Class Trichomycetes
  1. Karakteristik dari kelas Zygomycetes
  • Simbiosis obligat atau komensialisme dengan anthropoda.
  • Miseliumnya terbatas pada luas permukaan hifa baik bercabang maupun tidak.
  • Reproduksi aseksual dengan sel amuboid,arthospore atau sporangiosphore.
  • Seksual reproduksinya tidak ada konfirmasi walaupun dihasilkan zygospore.
  1. Class Zygomycetes memiliki 4 genus, yaitu :
  1. Amoebilidales

ex : Amodium spp.

  1. Asellariales

ex : Asellaria spp.

  1. Eccrinales

ex : Arundinula spp, Arundinula abyssicola

  1. Harpellales

ex : Smittium spp.

  1. Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota

a) Jamur Roti (Rhizopus Stolonifer)

Klasifikasi dari Rhizopus Stolonifer adalah sebagai berikut :

Kingdom : Fungi

Phylum : Zygomycota

Class : Zygomycetes

Ordo : Mucorales

Family : Mucoraceae

Genus : Rhizopus

Species : Rhizopus stolonifer

Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5oC – 37oC, tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25oC. AW berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik.

Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen). Dari ini semua, cincin busur hyphae “geragih-geragih” dibentuk. Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid. Masing-masing sporangium mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat. Protoplasma di dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora. Sporangium menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya. Masing-masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru.

Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel + dan -.. Ketika tegangan keduanya di dalam sudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang berkumpul. + dan – nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi.

Siklus Hidup Rhizopus sp

Rhizopus sp dapat kalian temukan diroti dan buah-buahan. Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.

Gambar: Rhizopus sp. Pada roti

Gambar: Rhizopus sp (pada strowberry)

Rhizopus sp., yang terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya untuk memecah putih telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan dalam pembuatan tempe dan oncom putih. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna untuk menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut akan membungkus kedelai yang kemudian disebut tempe. Selain pada tempe, jamur ini juga dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembab.

Gambar: Rhizopus sp

b) Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya, kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada subtratnya muncul benang-benang tegak dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium ini berisi spora. Jika sporangium sudah matang, akan pecah sehingga spora akan tersebar keluar. Spora akan tumbuh menjadi miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan gametangium.

c) Murcor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat dalam ragi tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengubah tepung menjadi gula.

Siklus Hidup Jamur Mucor

2.1

Gambar. Mucor sp

  1. Metabolisme Fungi

Metabolisme adalah seluruh proses kimia yang terjadi pada organisme hidup untuk memperoleh dan menggunakan energi, yang kemudian akan digunakan organisme tersebut melaksanakan berbagai fungsi hidup.

Produksi energi pemecahan gula pada jamur terjadi secara 2 jalur utama, yaitu :

    1. Jalur EM (Embden-Meyerhof), merupakan jalur utama untuk menghasilkan energy. Jalur EM dimulai dari gula berkarbon 6 (C6) misalnya glukosa. Glukosa ini akan mengalami fosforilasi yang akan berubah menjadi fruktosa -1, 6- difosfat dengan memakai energi sebesar 2 molekul ATP. Kemudian akan dipecah menjadi dua senyawa berkarbon 3 yang akan berubah menjadi 2 molekul asam piruvat. Proses ini menghasilkan 4 molekul ATP.
    2. Jalur PP (Pentosa-Phosphat), jalur ini digunakan untuk keperluan biosintesis, misalnya menghasilkan intermediet ribose – 5 – fosfat untuk sintesis asam nukleat, dan eritrose – 4 – fosfat untuk sintesis asam amino aromatic.

Kedua jalur ini mempunyai produk hasi akhir yang sama yaitu gliseraldehid – 3 – fosfat, tetapi kedua jalur ini digunakan dalam keperluan yang berbeda. Semua reaksi ini terjadi di dalam sitoplasma.

  • Metabolisme pada Zygosaccharomyces sp

Fermetasi sukrosa oleh khamir memerlukan kerja enzim invertase (disebut juga sakarase, sukrase, α-D-fruktofuransidase) untuk menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, selanjutnya hasil hidrolisis tersebut akan di fermentasi menjadi etanol. Ketika maltosa telah dihidrolisis menjadi glukosa, maka proses fermentasi dapat berlangsung.

  1. PERANAN ZYGOMICETES DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
  • Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga bermain peranan yang cukup besar dalam siklus karbon.

  • Berperan dalam beberapa simbiosis, seperti yang pada Harpellales yang mendiami arthropoda (khususnya larva serangga air tawar akuatik) yang melekat pada lapisan chitinous dari hindgut. Harpellids memperoleh gizi pada pakan yang tidak dimanfaatkan oleh arthropoda. Karena mereka pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan tidak bermanfaat bagi hewan inang, asosiasi ini dianggap commensalistik.

Foto thallus dari Genistellospora homothallica (Harpellales)

  • bearing trichospores yang melekat pada kutikula hindgut dari Chili blackfly.

  • Pathogen serangga yang dapat menyebabkan penyakit wabah besar

  • Parasit pada jamur Basidimycota Sejumlah spesies digunakan dalam fermentatios, seperti Rhizopus oligosporus yang dimanfaatkan dalam pembuatan tempe, dan Actinomucor elegans di Cina untuk pembuatan keju atau sufu (Hesseltine 1991).

  • Menyebabkan infeksi oportunistik dari diabetes, immuno-tertindas, infeksi virus dan dikompromi immuno-pasien (de Hoog dkk. 2000).

  • Parasit pada amoeba.

Sebagai agen penyakit tanaman misalnya, Choanephora cucurbitarum yang menyebabkan bunga cucurbita membusuk. Beberapa jenis memiliki dampak negatif ekonomi pada manusia menyebabkan buah-buahan terutama strawberry oleh Rhizopus stolonifer.

Gambar: Strawberry dengan miselium rhizopus

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D. A. Maryati, Sri, Srikini, Suharno, Bambang, S. 2006. Biologi Jilid 1.
Jakarta:Erlangga

Setiawati, Tetty, Furqanita, Deswaty. 2005. Biologi Interaktif. Bandung: AZKA

http://www.allergy-details.com/

http://media.wiley.com

Anonim. 2009. Zigomycota. http://zigomicotakelompok4.blogspot.com/ ( 18 oktober 2009)

Dipublikasi di mikologi | Meninggalkan komentar

HOME RANGE AND TERRITORY

1. Definisi Home Range (Daerah Jelajah) dan Territory
1.1Home range
Home range adalah daerah dimana hewan tersebut hidup. Home range hewan adalah suatu tempat di mana hewan–hewan tersebut menutupi/berkisaran pada tempat tersebut untuk mencari makan, kawanan, dan lain–lainnya. Daerah jelajah ini tidak hanya dihuni oleh satu spesies saja. Di dalan home range tidak terjadi tingkah laku yang agresif. Sebuah home range mungkin akan dipertahankan oleh sebagian atau seluruh spesies yang berada pada wilayah tersebut. Bagaimanapun, dominansi mungkin terjadi antara individu dengan banyak home range, dan individu yang tidak dominan menjaga jarak dari individu yang dominan. Keduanya memiliki porsi area yang sama untuk menghindari kontak antar keduanya.
Umumnya home range tidak mempunyai batas yang jelas. Distribusi makanan tidak beraturan. Ukuran home range bergantung pad ukuran tubuh hewan. Umumnya mamalia dengan tubuh besar memiliki home range yang lebih daripada mamalia yang bertubuh kecil. Karnivora memiliki home range yang lebih besar daripada omnivor dan herbivor. Pejantan dan hewan dewasa memiliki home range yang lebih luas daripada betina dan anak-anak. Home range omnivora dan herbivora akan meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran tubuh.
Seperti daerah territori, home range juga memiliki keuntungan. Hewan lebih mudah mengenal tempatnya mencari makan dan mengenali musuh dengan energi yang minimum.
1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Daerah Jelajah
1.Distribusi makanan dan perlindungan
Distribusi makanan dan perlindungan yang tidak teratur akan membuat daerah jelajah juga menjadi tidak teratur
2.Kedatangan musuh atau spesies lain
Kedatangan spesies lain dalam suatu daerah jelajah tidak terjadi setiap hari, namun apabila spesies tersebut tidak bisa mempertahankan daerah kekusaannya, daerah tersebut akan diambil alih oleh spesies lain.
3.Ukuran tubuh
Hewan yang mempunyai ukuran tubuh besar maka memiliki home range yang lebih besar, dan karnivora pada umumnya memiliki home range yang lebih besar daripada herbivora dan omnivora dari ukuran yang sama. Pejantan dan hewan yang sudah dewasa memiliki home range yang lebih besar daripada betina dan hewan yang masih muda. Berat badan sendiri kurang memberikan kontribusi terhadap pertambahan laju yang mendekati konstan sebagai masa pertambahan berat tubuh diantara karnivora home range bertambah pertambahan laju berat tubuh yang lebih besar.
1.3  Sifat – Sifat dari Daerah Jelajah
a.Daerah jelajah dikatakan tidak nyata jika manusia yang mengatur statistik dari kegiatan hewan – hewan tersebut misalnya dalam hal pergerakan hewan tiap waktu, misalnya suatu daerah konservasi hewan – hewan yang dibuat manusia.
b.Daerah jelajah dikatakan nyata jika hal ini terjadi pada hutan yang belum terjamah manusia, karena hewan – hewan sudah memiliki instink untuk mengenali daerah jelajahnya sendiri.
c.Daerah jelajah bersifat dinamais, yang berarti statistiknya akan berubah – ubah dari tiap waktu ke waktu.

1.4  Bagian – Bagian dari Daerah Jelajah
Umumnya derah jelajah memiliki beberapa area, yaitu:
a.Important area, area ini merupakan area yang penting bagi hewan untuk mempertahankan daerah jelajahnya.
b.Unimportant area, area ini mungkin tidak menguntungkan bagi hewan untuk menempatinya.
c.Occasional sally, area ini biasanya merupakan area masuk dari spesies lain yang dianggap sebagai musuh.
d.Core, area ini merupakan area besar yang masih mungkin bisa untuk memperluas daerah jelajah bagi hewan – hewan disekitarnya.
Untuk mengetahui lokasi area – area tersebut dapat dilihat pada contoh gambar berikut:

1.5  Daerah Jelajajah yang Optimal
a.Daerah yang memiliki banyak sumber makanan
b.Luas area yang sesuai dengan sumber makanan, sehingga menghemat energi untuk mencari sumber makanan
c.Daerah dimana penghuninya dapat bergerak dengan bebas dan leluasa di dalamnya.
Untuk lebih memahami maksud dari bahasan di atas dapat kita lihat dari gambar berikut:

Gambar di atas mengandung arti bahwa burung akan lebih memilih area dengan luas yang sesuai dengan sumber makanan yang ada.

2.TERRITORY
Territori adalah suatu tempat di mana hewan – hewan yang berada dalam daerah jelajah ingin menguasai tempat dari seluruh atau sebagian daerah jelajah untuk spesiesnya sendiri. Umumnya mereka berkumpul pada tempat kekuasannya, misalnya dalam sarang, ataupun liang. Tingkah laku territory ini berfungsi untuk memisahkan spesiesnya dari spesies yang lain, sehingga mereka dapat tehindar dari kompetisi dari spesies lain dan dapat berkembang biak dengan baik.
2.1Tipe-tipe territori :
Tipe-tipe territori ini dibedakan atas dasar lamanya tiap-tiap hewan yang mempertahankannya. Ada beberapa tipe territori :
a.Breeding territory. Territori yang dipertahankan hanya sampai setelah akhir musim kawin. Seperti yang dilakukan oleh tikus air (muskrats), sekelompokm hewan ini hanya mempertahankan wilayah/territorinya hanya sampai musim kawin, setelah itu wilayahnya akan dibiarkan hancur/rusak.
b.Mating and nesting territory. Territori yang dipertahankan selama perkawinan sampai bersarang dalam rangka membesarkan anaknya. Contohnya pada burung Elang yang meninggalkan anaknya pada sarang dan induknya mencari makan di tempat lain. Hal ini dilakukan sampai anaknya mencapai umur yang optimal untuk dapat bertahan di alam.
c.Feeding territory. Merupakan territori yang dipertahankan karena wilayah tersebut kaya akan sumber daya makanan yang dibutuhkan oleh organisme tersebut. Contohnya hal ini dilakukan oleh Humingbird dan Tupai yang mempertahankan suatu wilayah karena mereka menganggap bahwa wilayah yang kaya akan makanan tersebut hanya dapat ditemukan disitu sehingga mereka mempertahankan wilayah tersebut.

2.2Tujuan pertahanan territori :
Semua hewan membentuk territori sebagai tempat hidup mereka. Pemilik dari tiap territori ini harus mempertahankan wilayahnya dari serangan pengacau. Di awal pembentukan territori ini akan banyak konflik yang terjadi antara jenis satu dengan yang lain. Misalnya burung, katak, dan serangga, biasanya mempertahankan wilayah/territorinya dengan cara bernyanyi dari beberapa titik. Nyanyian tersebut bertujuan sebagai tanda kepada musuh yang ingin merebut wilayah tersebut agar tidak mencoba untuk menduduki wilayah tersebut.
Pada burung terjadi perubahan pola lagu/nyayian yang bertujuan sebagai simbol yang menunjukkan bahwa di territori itu terdapat dari satu pejantan. Lagu ini sangat efektif dalam menjaga jarak antar individu yang bukan anggota dari kelompok territori tersubut. Apabila seekor burung pejantan pergi dari territori tersebut akan dengan cepat dapat digantikan oleh kedudukan pejantan lainnya. Tetapi apabila nyayian dari pejantan yang pergi tersebut masih dinyanyikan dalam territori tersebut maka akan membuat pejantan yang lain tidak berani mengantikan  kedudukan pejantan yang lainnya (menjaga jarak dari territori tersebut). Tetapi apabila lagu tersebut gagal dinyanyikan, maka pengacau akan berhadapan langsung dengan pemegang kekuasaan dan berusaha merebut territori tersebut. Biasanya pemilik territori akan mengintimidasi penyerbunya dan berusahanya mendorongnya keluar dari territori. Jika intimidasi gagal dan pemilik kekuasaan berhasil diserang serta ditangkap penyerbu. Maka dengan mudah penyerbu akan menduduki territori tersebut.
Pendudukan wilayah baru ini diawali dari musim semi ketika banyak terdapat capung di tepi kolam sebagai sumber makanan agi sekelompok burung yang baru tersebut.
Beberapa hewan mempertahankan territorinya dengan cara yang cerdik, yaitu dengan memberikan aroma sebagai marker wilayah territorinya. Contohnya pada srigala dan anjing hutan menandai wilayah territorinya dengan membuang urinnya pada titik yang dianggap sebagai territorinya. Tanda ini memperingatkan spesies kawanannya mengenai territorinya. Hal terpenting dari tanda tersebut untuk memberitahukan kepada kelompok srigala tersebut bahwa mereka punya wilaah tersendiri dan melarang mereka utuk tidak berkeliaan di dalam territori musuh.
Untuk beberapa hewan mendapatkan dan mempertahankan sumber kebutuhan seperti misalnya makanan dan menjauhi resiko pemangsa. Untuk hewan lain yaitu untuk perkawinan. Apapun itu, alasan utama dari tiap hewan tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan, untuk meninggkatkan probabilitas bertahannya dan untuk memperbaiki keberhasilan reproduksinya. Singkatnya, denga mempertahan territorinya individu akan menggeser kedudukan spesies lain ke wilayah yang tidak optimal dengan tujuan spesies lain tersebut menurun tingkat produktivitasnya dan di sisi lain populasinya akan ters mengalami peningkatan.
Kepemilikan home range memberikan keuntungan-keuntungan tertentu. Hewan menjadi familiar dengan daerah lokal, dimana dia menemukan makanan, perlindungan dan tempat lari dari musuh lain dengan mengeluarkan energi minimum. Hal tersebut dapat mendefinisikan serangkaian rute lari untuk menemukan dan melewati rute sumber makanan seiring dengan perjalanan tahun itu.

2.3Ukuran territori
Untuk beberapa hewan, misalnya pada burung, mereka tidak memperdulikan pada ukuran territori. Tetapi mereka lebih memperhatikan mengenai kualitas dari territori tersebut. Para pejantan akan lebih memilih menduduki territori yang lebih baik daripada induk. Baik tidaknya territori dapat dilihat dari ragam vegetasi yang digunakan untuk bersarang dan mencari makan.
Seperti misalnya pada Hummingbird dan Hawaiian honeycreepers akan mempertahankan territorinya yang menyediakan sumber bahan utama makanannya dari bunga berupa nectar. Tetapi apabila territori tersebut memiliki sumber daya yang melimpah maka burung tersebut akan berhenti untuk mempertahankannya.
Ovenbird (Seiurus aurocapillus) lebih memilih untuk menjaga territori yang banyak mangsa pada unit suatu area. Dan territori yang optimal dapat dilihat dari ketinggian serasah dan kepadatan vegetasinya. Pejantan jenis ini sedikit sekali yang berhasil di territori yang suboptimal, dan banyak pejantan yang tidak berhasil pada territori tersebut.
Keberhasilan pejantan juga dipengaruhi oleh betinanya dan pejantan selalu memilih untuk kawin. Faktanya beberapa spesies burung seperti Dicksissel dan beberapa Backbird, betina akan lebih memilih/menerima pejantan yang siap untuk kawin jika masuk dalam wilayah territori tersebut. Kualitas territori untuk merawat anaknya ditentukan oleh keberhasilan membentuk sarang oleh indukan. Lenington (1980) menenmukan bahwa betina dari redwings blackbird akan memilih pejantan berdasarkan kualitas territorinya. Betina yang menduduki territori dari lebih awal diperbolehkan memilih pejantan berdasarkan kualitas territorinya dan betina yang terlambat akan mendapat territori yang lebih buruk. Yang lebih parah adalah pejantan yang memiliki territori yang buruk tidak akan menarik untuk kawin.
2.4Regulasi populasi
Konsekuansi dari territorial yaitu dapat terjadi regulasi populasi. Jika tidak ada batas territori dan semua telah memiliki daerah territori, serta territori terdapat hanya satu jenis populasi. Maka tidak akan terjadi regulasi populasi. Jika teritori memiliki batas ukuran dan angka dari area yang terbatas, maka akan dimungkinkan terjadinya regulasi kepadatan populasi tetapi tentunya pada keadaan tertentu.
Contohnya pada Spermophilus undulates, pada saat semua betina bersarang dan terjadi kelebihan jumlah pejantan maka akan memaksa beberapa pejantan yang tidak mendapat pasangan untuk pergi ke tempat lain yang suboptimal. Populasi pejantan ini akan tetap karena tidak dapat kawin dan cenderung menurun karena predasi dan cuaca. Pada spesies ini tidak terjadi regulasi polpulasi karena hanya pejantan saja yang mengalami penambahan.
Menurut Krebs (1971), menghilangkan organ perkembangbiakan pada salah satu betina burung akan membuat pejantan meninggalkan betina dan territorinya serta mencari betina di territori lain yang habitatnya tidak seoptimal territori asal. Di territori tersebut si pejantan akan mengajak burung lain yang belum memiliki territori. Maka hal tersebut tidak menunjukkan regulasi populasi karena pada semua burung dapat berkembangbiak pada beberapa habitat.
2.5Evolusi territori
Beberapa hipotesis telah berkembang seiring dengan pencegahan populasi yang berlebih dan kebutuhan pengeksploitasian makanan untuk keperluan individu. Mempertahankan sumber makanannya dimungkinkan sangat penting bagi beberapa spesies, seperti misalnya pada Belibis merah dan golden winged sunbird. Karena bagi spesies ini ukuran territori sepenting dengan sumber makanan. Brown mengutarakan teorinya yang menyatakan bahwa ada beberapa hewan yang cenderung membutuhkan ukuran territori yang besar walaupun seumber daya makanannya tersedia hanya dalam jangka aktu yang pendek.
Evolusi territori ini berkaitan erat dengan tingkah laku yang agresif. Tingkah laku yang agresif ini tidak menguntungkan suatu individu melainkan menghadapkan mereka pada resiko. Jika individu tidak dapat memperoleh pasangan, makanan, dan tempat bersarang tanpa pertahanan territori, maka territori ini sangant merugikan tetapi apabila kebutuhannya ini tercukupi dalam jangka pendek, seekor hewan akan mempertahankan territori dan menghadapi segala resikonya.

3.Hubungan antara Daerah Jelajah dengan Territory
Sangat jelas sekali, bahwa daerah territory membuat hewan lebih mudah mendapat makanan, kawanan, berkembang biak, dan kegiatan yang lain. Dan daerah jelajah sebagai media di luar territory yang memberikan kesempatan untuk hidup, apabila suatu ketika daerah territory hilang, atau dikuasai spesies lain.
4.Contoh – Contoh yang Berkaitan dengan Home Range (Daerah Jelajah) dan Territory
Makin menyempitnya hutan jelas membuat para gajah tidak nyaman. Dalam kondisi normal, mereka harus memiliki wilayah jelajah (home range) minimum 165 kilometer persegi di hutan primer dan 60 kilometer persegi di hutan sekunder. Sebagai hewan yang memiliki jalur jelajah alami, mereka akan melewati rute yang sama dalam tiga bulan atau satu tahun sekali. Di musim kemarau, mereka bergerak mencari makan dari hutan dataran tinggi ke dataran rendah, begitu pula sebaliknya pada musim hujan. “Nah, ternyata, saat mereka kembali, ada tanaman penduduk di rutenya. Tentu saja ini ibarat restoran, maka mereka menjarah untuk makan.
Kawanan burung merpati dalam suatu wilayah akan menjaga kawanan tersebut sampai musim dingin. Pada awal musim semi, kawanan akan berpisah dan mnyebar menemukan tempat baru dan membetuk kawanan baru, itulah territori. Teritori adalah area yang terlindungi, kurang lebih yang terjaga dan berharga, yang diperthankan oleh individu-individu ataupun kelompok-kelompok sperti misalnya kawanan serigala. Hal ini akan memberikan definisi yang luas dan menyatakan bahwa teritori akan terbentuk ketika individu-individu atau kelompok-kelompok dipisahkan dan mendapat habitat yang cocok secara acak.
Seekor burung gereja bermahkota putih jantan bertengger di pohon pada dahan yang rendah dan berkicau. Tiba-tiba muncul burung jantan lain dan burung pertama segera meninggalkan tempatnya dan terbang menuju burung pendatang. Kalau burung pendatang tidak pergi, burung pertama akan lebih mendekat lagi dan mungkin lagi terjadi pertarungan singkat. Boleh dikatakan pendatang selalu kalah dalam pertarungan dan akan meninggalkan tempat tadi. Burung pertama kembali bertengger ke tempat semula dan berkicau lagi.
Setelah pengamatan yang berulang-ulang, kita mulai melihat bahwa tingkah laku ini hanya terjadi jika ada burung jantan mendekat dalam jarak tertentu, bahwa burung jantan lain akan menghindari suatu daerah jika jelas ada burung jantan lain yang sedang berkicau, dan burung betina tidak merangsang burung jantan yang sedang berkicau untuk bertingkah laku seperti di atas.
Tingkah laku territorial ternyata mempunyai nilai untuk mempertahankan hidup organisma. Hewan yang ditempatkan di lingkungan asing sukar menghindari predator, tetapi suatu kawasan merupakan daerah yang dikenalnya. Setelah kawasan ditentukan sesungguhnya hanya sedikit terjadi pertarungan. Individu-individu mempunyai lebih banyak waktu dan energi untuk aspek lain dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku teritorial dapat membatasi ukuran populasi yang berbiak sampai ke jumlah pasangan tertentu, sehingga anaknya dapat memperoleh cukup makan dari makanan yang tersedia di daerah itu.

DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto, Idjah. 1980. Biologi Umum. Jakarta: Gramedia.
Mitchel, Mike. Landscape Ecology & Animal. Ppt

home range


http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Territory_(animal)&ei=hB6YSbDgMYTO6gP5vtW2Dg&sa=X&oi=translate&resnum=2&ct=result&prev=/search%3Fq%3Dterritoriality%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26hs%3D2ih
http://ninox-indonesia.blog.friendster.com/2007/07/elephas-maximus-borneensis-gajah-kalimantan-di-kecamatan-sebuku-kabupaten-nunukan-kalimantan-timur-indonesia/
Hanna, Zyadh. 2009. Ekologi Hewan. [Serial online] http://zyadhbio.blogspot.com/2009/04/tugas-ekologi-hewan.html. [10 Maret 2010]
Hariana Agustina. 2009. Ekologi Hewan. [Serial online] http://agustinaharianaj1c106214.blogspot.com/2009/04/ekologi-hewan.html. [10 Maret 2010]

Dipublikasi di Ekologi Hewan | Meninggalkan komentar

FORAGING AND FEEDING EFICIENCY (Ketangkasan Mencari Makan Dan Berburu)

KETANGKASAN MAKAN DAN BERBURU

Kebutuhan nutrisi sangat penting bagi tercapainya kelangsungan hidup dan perkembangbiakan atau reproduksi. Seleksi alam diharapkan mampu menyaring tingkah laku yang dapat mempertinggi ketangkasan dalam mendapatkan makanan. Tingkah laku dalam mencari makan atau berburu (foraging) tidak hanya menyangkut proses makan akan tetapi juga menyangkut beberapa mekanisme dari hewan untuk dapat mengenali, mencari dan menangkap mangsanya.

Mekanisme (feeding) adalah suatu proses dimana organisme khususnya hewan membutuhkan makanan yang bertujuan untuk memperoleh bahan atau materi dan pengumpulan atau perolehan energi. Dengan makanan yang diperolehnya suatu hewan akan memperoleh energi untuk efektivitas hidupnya. Sedangkan pencarian makan (foraging) adalah suatu usaha organisme dalam memperoleh makanan untuk kelangsungan hidupnya. Mencari makan memiliki keuntungan dan kesulitan. Keuntungannya adalah mengumpulkan materi dan energi, yang dapat digunakan dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan reproduksi. Kerugian atau kesulitan hewan dalam mencari makan yang seringkali di alami dalam mencari makan harus mengetahui akan potensi dirinya untuk predator dan banyak menghabiskan waktu untuk mencari makan serta tidak tersedia untuk kegiatan lainnya, termasuk reproduksi. Seleksi alam harus mendukung perilaku mencari makan yang memaksimalkan perbedaan antara keuntungan dan kesulitan mereka dalam mencari makan.

Aktivitas makan ialah perilaku yang terjadi dari seekor hewan sasaran untuk menggapai, mengolah, mengekstrasi (menghasilkan), memegang-megang, mengunyah dan menelan makanan pada suatu sumber makanan (misalnya : pohon, tanaman, serangga). Lamanya aktivitas makan ini sangat berkaitan dengan tersedianya makan pada suatu sumber. Kadang-kadang seekor hewan melewatkan waktunya berjam-jam pada suatu tempat (pohon), tetapi aktivitas makannya berlangsung singkat. Galdikas (1984)

Pada dasarnya ada lima kategori utama dari hewan dalam cara makannya, yaitu:

Pemakan materi berupa substrat

Pemakan materi berupa substrat adalah hewan yang hidup di atas atau di dalam sumber makanannya, misalnya larva dari ngengat. Larva ini memakan mesophyl dari daun pohon oak, meninggalkan bekas berupa jejak berwarna hitam yang merupakan fesesnya. Contoh lain adalah belatung yang bersembunyi dan tinggal di bangkai hewan.

Pemakan materi berupa suspensi

Beberapa spesies dari hewan air/akuatik merupakan pemakan materi berupa suspensi, dimana mereka menyaring partikel-partikel makanan yang terdapat dalam air. Misalnya ikan paus yang berpunggung bongkok, menggunakan lapisan seperti sisir yang disebut baleen yang melekat pada bagian rahang atas yang berfungsi menyaring invertebrata dan ikan kecil.

Pemakan materi berupa cairan

Pemakan materi berupa cairan biasanya meghisap cairan yang kaya nutrisi dari organisme hidup yang merupakan hospesnya. Contohnya adalah nyamuk yang menghisap darah manusia dengan suatu bagian dari mulutnya yang bentuknya seperti jarum. Namun sebenarnya ada pemakan materi berupa substrat yang menguntungkan yaitu burung kolibri dan lebah yang berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain untuk mengambil nektarnya namun ternyata membantu proses reproduksi bunga.

Pemakan materi dalam bentuk yang besar

Kebanyakan hewan merupakan pemakan materi dalam bentuk yang besar, yang mana memakan potongan-potongan yang relatif besar dari makanannya. Cara adaptasi mereka berupa bermacam-macam alat seperti tentakel, capit, cakar, taring yang berbisa, rahang dan gigi yang mampu membunuh mangsanya atau mencabik-cabik daging atau tumbuhan. Misalnya ular phyton yang menangkap dan membunuh mangsanya yaitu rusa dengan cara membelit. Ular tidak dapa tmengunyah makanan menjadi beberapa potongan kecil, sehingga ular ini harus menelan seluruhnya walaupun mangsanya lebih besar dari diameter tubuhnya. Setelah menelan mangsanya, ular akan beristirahat selama beberapa jam untuk m,encerna makanan.

Fagositosis yaitu mengambil makanan dengan menggunakan sel membran.

Terdapat beberapa klasifikasi lain yang termasuk kedalam kelompok makanan seperti:

Karnivora pemakan daging

Dentrivora pemakan dengan cara menguraikan materi

Folivora pemakan dedaunan

Frugivora pemakan buah

Granivora pemakan benih

Herbivora pemakan tumbuhan

Insectivora pemakan insecta

Nectarivora pemakan nectar

Omnivora pemakan tumbuhan dan daging

Piscivora pemakan ikan

Sanguinivora pemakan darah

Saprovora pemakan material yang telah mati

Terdapat juga beberapa sumber makanan yang dapat menyebabkan perbedaan tingkah laku, yaitu:

Ophiophagi pada ular

Hematophagy pada darah

Coprophagy pada feses

Cannibalisme yaitu memakan anggota yang sama spesiesnya

Paedophagy pemakan spesies yang lebih muda

Leidophagy, terdapat pada ikan makanan berupa sisik ikan lain

Dilihat dari cara makannya, hewan dapat dibagi menjadi:

Berburu secara aktif.

Pada umumnya anggota carnivora mendapatkan mangsanya dengan jebakan atau mengalahkan mangsanyan atau keduanya. Predator harus dapat berbuat licik dengan memperdaya dan mengakali mangsanya untuk dapat bertahan hidup. Karena itu umumnya hewan predator (carnivora) lebih cerdik dibandingkan dengan hewan herbivora.

Contohnya: serigala selalu dapat menangkap mangasanya (kelinci, musang ataupun tikus). Walau demikian singa dan harimau kemungkinan berhasil menangkap mangsanya hanya 5-10%, tetapi sejenis anjing dari afrika dapat menangkap mangsanya sampai 85%.

Sejenis tikus di gurun pasir di AS, predatornya adalah burung hantu dan ular tanah. Burung hantu mempunyai pendengaran dan penglihatan yang peka, sedangakn ular tanah mendeteksi mangsanya denagn kepekaan organ jacobsonnya. Tetapi tikus gurun tersebut mempunyai pendengaran yang sangat peka, sehingga dpat mendengar kepakan sayap burung hantu ataupun gesekan ular tanah. Sehingga sebagian besar predator gagal mendapatkan mangasanya.

Berburu secara pasif

Hewan yang memburu mangsanya secara pasif antara lain katak. Katak akan menunggu mangasanya yaitu serangga yang lewat baru kemudian ditangkap. Bedanya antara katak dengan serigala kalau serigalamelihat kelinci respon yang dilihat mata terus dibawa ke otak untuk terus diproses bagaimana caranya menangkap mangsanya. Tetapi pada katak, respon yang ada hanya diproses di retina mata tidak dibawa ke otak.

Makan dengan ribut

Ikan hiu waktu memakan mangsanya, karena darah mangsanya bercampur dengan air maka akan mengundang hiu yang lain untuk datang dan ikut meerbut mangsa. Sehingga suasananya menjadi ribut. Sedangkan pada musang karena mangsanya tidak langsung mati maka akan membuat gaduh dan ayam masih ribut terus itu dilarikan musang.

Parasitisme

Pada predator, hewan membunuh baru kemudian memakan mangsanya. Tetapi ada juga yang membunuh sambil memakan atau membunuh secara tidak langsung yaitu organisme tersebut hidup di alam atau pada organisme lain serta mendapatkan makanan darinya.

Adanya spesialisasi organisme disebabkan karena perbedaan sumber makanan sehingga menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi suatu organisme seperti:

Bagian mulut dan gigi, contohnya ikan paus, lintah, nyamuk hewan predator seperti kucing dan ikan.

Perbedaan paruh pada burung seperti pada burung pelatuk, burung pelikan dan burung beo.

Perbedaan kuku dan beberapa alat tambahan lain yang berfungsi untuk membunuh termasuk jari-jari pada primata.

Termasuk juga warna tubuh yang berperan dalam kamuflase, bersembunyi dan menangkap mangsa.

Perbedaan sistem digesti seperti perut herbivora, komensalisme dan simbiosis.

Selain perilaku makan, umumnya hewan juga butuh minum. Bila makan dipakai untuk membangun tubuhnya (sumber tenaga), maka minum dialai umtuk mengganti cairan tubuh yang hilang atau rusak untuk proses yang terjadi di dalam tubuh. Hewan ada yang mendapatkan minum secara langsung, tetapi ada yang mendapatkan minum sudah bercampur dengan makanannya. Misalnya lebah mendapatkan langsung dari madu.

Pada burung ada yang memberi minum anaknya lewat makanannya atau dengan induknya membasahi bulunya, agar anaknya dapat minum. Sedangkan merpati memberi minum anaknya dengan “pigeon’s milk”, yaitu cairan kental yang disekresi oleh temboloknya.

Terdapat 4 tingkatan klasifikasi yang digolongkan pada tipe memakan pada kumbang dan insecta.

Mycetophagus (mysophagans) yaitu pemakan fungi atau jamur:

Mixomycetophagans, pemakan myxomycetes

Sporophages, pemakan spora jamur

Xylomycetophagans, habitat pada kayu dan mengkonsumsi jamur yang sedang tumbuh pada kayu tersebut

Capromycetophagans

Sapromycetophagans

Zoomytophagans

Phytophagans (pemakan tumbuhan)

Bryophagans, pemakan lumut

Lichenophagans, pemakan lichen

Algophagans, pemakan alga

Herbiphagans, pemakan tumbuhan herba

Rhizophagans, pemakan akar

Phyllophagans, pemakan daun

Anthophagans, pemakan bunga

Palynophagans (polliniphages), pemakan serbuk sari

Carpophagans, pemakan buah dan benih

Dendrophagans, pemakan pohon dan semak belukar

Xylophagans, pemakan kayu

Zoophagans

Predators, membunuh mangsanya dan memakan mangsa tersebut seketika

Helminthophagans, hidup parasit pada cacing dan digolongkan sebagai helminthes

Malacophagans, hidup parasit pada mollusca

Mixoentomophagans, hidup parasit pada serangga

Enthomophagans, hidup parasit pada insecta

Oophagans, hidup parasit pada telur insecta dan arthropoda lain

Parasites, tinggal di tubuh hewan lain (hospes) dan mendapat makanan dari hospes tersebut

Endoparasites, hidup berdampingan dengan tubuh hospesnya

Ectoparasites, hidup secara external di luar tubuh hospesnya dan memakan jaringan external atau bagian yang telah mati.

Parasitoids, hidup di atas atau di dalam tubuh hospesnya dan secara berangsur-angsur memakan tubuh hospes tersbut hingga akhirnya akan menyebabkan kematian.

Endoparasitoids, hidup di dalam tubuh hospesnya dan memakan hospes tersebut dari dalam

Ectoparasitoids, hidup diluar tubuh hospesnya dan memakan hospes tersebut secara external

Hemophagans, penhgisap darah

Saprophagans

Detritophagans (schisophagans), hidup di atas hewan dan tumbuhan hanya sebagai landasan

Coprophagans, hidup pada kotoran binatang

copromycetophagans

Necrophagans, hidup pada binatang yang telah mati

Sarconecraphagans, hidup pada hewan bertulang belakang yang telah mati

Entomonecrophagans, hidup pada hewan invertebrata yang telah mati

Ceratophagans, hidup pada jaringan dan rambut hewan

Saproxylophagans

Sapromycetophagans

Hewan mencari makan dengan berbagai cara. Beberapa hewan merupakan tipe generalis (umum) dan yang lainnya adalah tipe spesialis (khusus). Contoh paling nyata dari tipe generalis adalah burung camar yang mana dia makan makanan yang ketersediaannya tetap (baik hewan maupun tumbuhan, baik hidup atau mati). Di lain pihak, koala adalah contoh dari tipe spesialis yang makannya hanya berupa spesies tertentu dari pohon eucalyptus. Kebanyakan hewan terletak di antara tipe generalis dan tipe spesialis. Contohnnya adalah impalas yang merupakan pemakan rumput dan pemakan semak. Apabila rumput melimpa maka impalas akan makan rumput, akan tetapi dia juga dapat memakan semak-semak bahkan daun kering serta herba. Keberhasilan dari impalas dari pada daerah yang berhubungan dengan adaptasi mereka terhadap pencarian dan perburuan makanan. Di lain pihak, koala hanya mempunyai daerah dengan pohon eucalyptus yang terbatas sehingga jika habitatnya hilang maka akan mengalami kepunahan.

Dalam perburuan mangsa terdapat adanya penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan adalah didapatkannya bahan dan energy yang dapat digunakan untuk pertmbuhan, pemeliharaan dan perkembangbiakan. Sedangkan pengeluaran lebih sukar dipahami,hewan pemburu harus memfokuskan diri sebagai predator yang potensial yang dalam perburuan ini banyak menghabisan waktu sehingga sedikit atau tidak ada waktu untuk aktivitas lain termasuk reproduksi. Seleksi alam mempengaruhi tingkah laku pencarian makan yang memaksimalkan keuntungan atau manfaat pencarian makan dan tenaga atau biaya mencari makan. Dalam hal ini hewan akan berusaha bagaimana memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan tenaga atau upaya yang sekecil-kecilnya. Yang disebut dengan teori pencapaian optimal.

Klasifikasi pemangsa secara fungsional ada 4 macam pemangsa :

Pemangsa sejati

Yaitu memakan mangsanya segera sesudah serangannya berhasil, serta selama masa hidupnya pemangsa sejati membunuh beberapa atau banyak individu mangsa yang berlainan. Sering pemangsa sejati mengkonsumsi seluruh tubuh mangsa tetapi beberapa pemangsa sejati hanya makan beberapa bagian tubuh mangsanya. Pemangsa sejati misalnya : harimau, burung garuda, karnivora, rodentia pemakan biji-bijian, semut, dan lain-lain.

Grazers

Yaitu suatu tipe pemangsa tetapi makhluk yang dimangsa dibunuh hanya bagian tubuhnya yang dimakan dan sisanya dibiarkan dengan potensi dapat regenerasi. Grazer juga membunuh sejumlah besar mangsa dalam hidupnya. Contoh grazer adalah vertebrata besar sperti domba atau sapi, lalat menghisap darah ternak dan darah manusia.

Parasit

Yaitu makhluk yang menkonsumsi bagian-bagian mangsa (dalam hal ini disebt inang/hospes) bukan keseluruhan tubuh mangsa itu. Tidak seperti Grazers parasit memusatkan serangannya pada satu atau beberapa individu selama hidupnya. Parasit dalam jangka pendek tidak tetap tapi merugikan. Ada semacam keakraban antara parasit dengan hospesnya dan keakraban ini tidak ada antara mangsa dan pemangsa sejati dan grazers. Contoh parasit adalah cacing hati, virus cacar, bakteri.

Parasitoid

Yaitu sekelompok makhluk insekta yang dikelompokkan dengan dasar perilaku bertelur betina dewasa da pola perkembangan larva selanjutnya. Mereka terutama tergolong ordo hymeneptera tetapi meliputi banyak juga dipteral. Mereka hidup bebas waktu dewasa tetapi betinanya bertelur di dalam dekat insekta lain. Larva parasitoid berkembang di dalam individu hospes yang masih tingkat pre dewasa. Pada awalnya hanya sedikit kerusakan yang tampak yang ditimbulkan kepada hospesnya, tetapi slanjutnya hampir dapat mengkonsumsi seluruh hospes dan dengan demikian membunuh hospes itu sebelum atau selama stadium kepompong (pupa). Ringkasnya parasitoid hidup bersama akrab dengan individu hospes tunggal ( seperti parasid mereka tidak menyebabkan kematian segara atas hospes tetapi dapat menyebabkan kematian).

Karnivora mempunyai 2 cara khusus dalam berburu, yaitu :

Strtegi duduk dan menunggu

Predator atau pemangsa duduk dan menunggu di suatu tempat sampai mangsa datang dan selanjutnya menerkam mangsanya.

Strategi berburu dan menyebar luas.

Predator secara aktif mendari mangsanya

Dengan jelas terlihat bahwa strategi ke-2 pasti memerlukan pengeluaran energi yang lebih besar dari pada strategi yang pertama. Keberhasilan pada strategi duduk dan menunggu biasanya tergantung pada beberapa kondisi tertentu yaitu tingginya kepadatan mangsa, tingginya perpindahan mangsa dan atau rendahnya kebutuhan energy predator atau pemangsa. Sedangkan keberhasilan strategi berburu dengan menyebar luas juga dipengaruhi oleh kepadatan dan pergerakan mangsa dan energy yang dibutuhkan oleh predator, namun distribusi dari mangsa dan kemampuan mencari dianggap yang terpenting.

Walaupun kedua strategi ini bukan hanya semata-mata salah satu bentuk dari cara berburu, teknik berburu secara nyata dikerjakan oleh banyak organism yang saling bertentangan. Pembagian antara strategi duduk dan menunggu dengan strategi berburu dengan menyebar luas mempunyai nilai kepentingan. Sebagai contoh diantara ular, kuda, dan cobra dianggap berburu dengan menyebar luas ketika dibandingkan dengan boa, phyton, dan ular berbisa yang merupakan pencari makan dengan duduk dan menunggu. Hampir sama, diantara burung elang, burung cooper dan lainnya biasanya berburu dengan menyerang secara tiba-tiba dengan menggunakan strategi duduk dan menuggu, mengingat burung elang merupakan pemburu yang menyebar luas.

Contoh hewan yang memiliki strategi menuggu mangsa adalah laba-laba. Banyak laba-laba menghabiskan energy dan waktu membangun jaring-jaring mereka dari pada bergerak mencari mangsa. Untuk memperoleh mangsa, seekor laba-laba sejenis Dinopsis sp membuat benang perangkap. Pada benang-benang perangkap tersebut terdapat butiran-butiran lengket untuk menangkap ngengat jantan. Ngengat jantan dapat terperangkap karena pada butiran-butiran tersebut mengandung sejenis hormone fenomon yang dimiliki oleh ngengat betina. Dengan menggerak-gerakkan benang tersebut ngengat jantan akan tertarik dan mendekati benang tersebut karena mengira ada ngengat betina. Ketika ngengat jantan tertangkap pada butiran yang lengket maka laba-laba Dinopsis sp akan memangsanya.

Pertimbangan yang hampir sama tersebut dapat dijadikan pembanding antara herbivore dan karnivora. Karena kepadatan makanan berupa tumbuhan selalu tersedia dalam jumlah yang besar melampaui kepadatan dari makanan berupa hewan. Bagi herbivore kebutuhan energy yang digunakan untuk memangsa atau mencari makan relative lebih sedikit dari pada energy yang dibutuhkan oleh karnivora. Hal ini dikarenakan mangsa dari herbivora tidak mempunyai mobilitas karena merupakan tanaman, sedangkan pada karnivora mangsanya bersifat mobilitas sehingga dibutuhkan energy yang lebih banyak untuk mendapatkan mangsanya. Dalam mencerna makanan, herbivore membutuhkan lebih banyak waktu. Hal ini terjadi karena makanan herbivore (ruminansia) berupa rumput-rumput yang mengandung selulosa karena selulosa sulit untuk diccerna dan membutuhkan proses pencernaan mekanik dua kali.

Bagi karnivora yang makanannya berupa hewan terdiri dari protein, lemak, karbohidrat yang lebih mudah dicerna dengan segera. Karnivora dapat mencoba memperhitugkan kehilangan dalam mencari makanan atau mangsa karena permintaan. Pembagian dan konvensi makanan pada jaringan hewan itu sendiri (proses asimilasi).

Kepadatan mangsa secara kuat dapat mempengaruhi waktu dan persediaan energy hewan. Gibb (1956) peneliti Anthus spinoletta mencari makan pada daerah intertidal sepanjang pantai inggris pada musim dingin pada dua musim dingin secara berurutan. Musim dingin pertama lebih ringan dan dalam penelitian burung menghabiskan 6.5 jam untuk mencari makan, 1.75 jam untuk istirahat dan 45 menit untuk mempertahankan daerah kekuasaannya (jumlah penyinaran matahari per hari sedikit lebih tinggi dari 9 jam). Musim dingin berikutnya lebih keras dibanding musim dingin pertama dan makanan sangat langka. Burung menghabiskan 8,25 jam untuk mencari makan, 39 menit untuk istirahat dan hanya 7 menit untuk mempertahankan daerah kekuasaannya. Rupanya kombinasi dari rendahnya kepadatan makanan dan dingin yang ekstrem (homoitermik memerlukan energi lebih pada iklim yang dingin) menuntut lebih dari 90% waktu burung untuk menggunakannya untuk mencari makan dan tidak ada waktu untuk aktivitas lain. Contoh ini menunjukkan bahwa makanan lebih dipertahankan pada saat jumlah lebih sedikit yang ditunjukkan dari pengurangan waktu yang digunakan untuk mempertahankan daerah kekuasaan. Secara jelas, kepadatan atau ketersediaan makanan pada tahun kedua mendekati batas minimal yang mengharuskan Anthus spinoletta untuk bertahan.

Ada beberapa tipe mengenai teori pengambilan makanan secara optimal yang relevan untuk dalam situasi pengambilan makanan yang berbeda, yaitu:

Model diet optimal dimana mendeskripsikan tingkah laku dalam pengambilan makanan dalam menghadapi perbedaan tipe mangsa dan ketika memilih untuk menyerang

Teori seleksi patch dimana mendeskripsikan tingkah laku dalam pengambilan makanan dalam menyerang mangsa pada area yang sempiyt dengan waktu perpindahan yang signifikan

Teori pengambilan makanan tempat terpusat dimana mendeskripisikan tingkah laku dalam pengambilan makanan tersebut harus menguntungkan untuk sebuah keterangan tempat dalam pindah perintah untuk mengkonsumsi makanan tersebut atau kemungkinan untuk menimbun atau memakannya untuk sebuah pasangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell & Reece. 2005. Biology Seventh Edition. San fransisco: Benjamin Cummings Publisher.

Campbell, et al. 2006. Biology Concepts and Connections. San fransisco: Benjamin Cummings Publisher.

Pianka, erick R. 1974. Evolutionary Ecology. New york: Harper & Row Publisher, inc.

Stilling, Peter D. 1992. Introductory Ecology. New jersey: Prentice Hall, inc.

http://en.wikipedia.org/wiki/feeding

http://lifesci.rutgers.edu/-triemer/feed appt/feedingapparatus

http://en.wikipedia.org/wiki/optimal foraging theory#response curves

http://dares-perilakuhewan.blog.com/1281456/ perilaku makan minum

Dipublikasi di Ekologi Hewan | Meninggalkan komentar

NICHE OVERLAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KOMPETISI

  1. Relung ekologi (Niche Ekologi)

Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup atau tempat dimana suatu individu harus menemukannya. Sedangkan rung atau niche ekologi merupakan istilah yang lebih luas lagi, artinya tidak termasuk hanya ruang fisik yang diduduki oleh organisme itu tetapi juga peranan fungsional dalam ekosistem, seperti posisi trofiknya serta posisinya didalam gradien suhu, kelembaban, pH, dan keadaan lain dari keberadaannya. Secara analogi hal ini dapat dikatakan bahwa habitat adalah tempat makhluk itu sedang relung ekologi atau niche merupakan kedudukanya.

Niche menurut Grinnel (1917, 1924, 1928) merupakan peran fungsional dan kedudukan organisme dalam komunitas. Menurut Elton (1972) niche didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhungan dengan makanan dan kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas. Menurutnya niche dari hewan dapat didefinisikan dalam range yang lebih luas lagi menurut ukuran dan makanannya. Menurut Odum (1959), definisi niche ekologi adalah posisi atau status dari struktur adaptasi organisme, respon psikologi, dan tingkah laku spesifik. Adapun niche menurut Keindegh (1980), yaitu kedudukan khusus dalam suatu komunitas suatu populasi spesies. Jadi niche (relung) dapat diartikan sebagai suatu kedudukan dari organisme tetentu dalam ekosistem terikat dengan adaptasi morfologi, struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap dapat diartikan sebagai suatu kedudukan atau posisi organisme yang tumpang tindih dengan organisme yang lain di dalam ekosistem dalam hal ukuran habitat dan makanannya.

Niche overlap terjadi apabila dua organisme menggunakan sumber daya atau faktor-faktor lingkungan yang sama. Overlap sempurna terjadi jika dua organisme memiliki niche/relung yang identik, dan tidak terjadi overlap jika niche atau kedudukan dari dua organisme memisah secara sempurna. Biasanya kedudukannya yang tumpang tindah (niche overlap) hanya sebagian saja dimana sumber daya yang tersedia dibagi dan digunakan oleh dua organisme secara bersama.

Pengertian relung sebenarnya lebih ditekankan pada fungsi setiap organisme terhadap komunitas dibandingkan dengan tempatnya secara fisik didalam habitat (Clarke, 1963). Pernyataan ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Olton (dalam Colinvaux,1973), yang menyatakan bahwa relung adalah tempat hewan didalam lingkungan biotiknya, dalam hubungannya dengan makanan dan musuh. Lebih lanjut, Colinvaux (1986) mengemukakan bahwa ada beberapa pengertian yang berbeda tentang relung, meskipun semua saling berhubungan. Penjelasannya sebagai berikut:

  1. Relung sebagai fungsi komunitas(disebut relung kelas 1). Dalam pengertian ini, relung berarti tempat hewan didalam lingkungan biotiknya, dalam hubungannya dengan makanan dan musuh. Relung ini juga da[pat disebut relung komunitas. Misalnya, ular berperan sebagai pemangsa katak dan merupakan makanan burung elang. Dalam rantai makanan, relung dalam pengertian ini dinyatakan sebagai tingkat trofik, artinya jika suatu hewan menduduki suatu tingkat trofik tertentu maka tingkat trofik tersebut merupakan relungnya didalam ramtai makanan. Misalnya :Kijang memduduki tingkat trofik II mempunyai relung sebagai trofik II bagi organisme lain dalam rantai makanan yang diduukinya: dalam rantai makanan tersebut kijang mempunyai relung sebagai pemangsa produsen dan menjadi mangsa dari konsumen yang menduduki trofik di atasnya.
  2. Relung dalam definisi jenis (relung kelas II). Relung dapat didefinisikan dari sudut pandang individu diantara populasinya. Maka relung adalah sejumlah kemampuan khusus dari oindividu untuk memenfaatkan sumber daya, bertahan dari bahaya dan berkompetisi sesuiai dengan keperluannya. Kemampuan – kemampuan individu yang sudah teradaptasi merupakan ciri dari populasi atau sejenisnya, dan ciri itu merupakan relung jenis (species niche ). Sebagai contoh: Burung Robin yang aslinya hidup di Amerika (Turdus migratorius) mempunyai kemampuan yang sudah teradaptasi yaitu menarik cacing dari liangnya, berburu serangga, menerima panggilan al;arm dari sesamanya, dan mempunyai ketrampilan navigasoi untuk bermigarsi ketempat yang jauh sebanyak dua kali dalam setahun. Kemampuan – kemampuan tersebut merupakan cara hidup yang khas dari burung Robin, dan merupakan relung burung Robin. Relung kelas I dan kelas II sama – sama menjelaskan tentang profesi hewan, tetapi dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya relung kelas I menyoroti burung Robin sebagai pemangsa cacing dan menjadi makanan elang (perannya dalam komunitas), sedangkan relung kelas II memandang peran burung Robin bagi didinya sendiri (relung jenis) yaitu menarik cacing, menghindarkan diri dari elang dan lain – lain. Relung kelas II hanya dimiliki oleh burung Robin dari Eropa. Burung Robin dari Eropa (antara lain : Turdus merula, dan Turdus ericetorum) meskipun dapat menarik cacing, mungkin kecakapannya berbeda.
  3. Relung sebagai kualitas lingkungan (Relung kelas III). Relung jenis ini hanya dapat dijalankan pada kondisi – kondisi tertentu saja. Misalnya ; kemampuan burung Robin untuk menarik cacing hanya dapat dilakukan dilingkunan yang banyak cacingnya. Maka dari itu penertian relung jenis ini ada hubungannya dengan kondisi – kondisi lingkungan khusus. Colivaux (1986) menyebutkan denga environmental space, dimana suatu populasi dapat bertahan hidup dan berkembang biak secara optimal. Berdasarkan prinsip inilah tampaknya Macfayden (dalam Colinvaux, 1986) merumuskan definisi tentang relung sebagai berikut; relung adalah sejumlah kondisi ekologis diman jenis dapat mengkolonisasi sumber energi secara efektif sehingga mampu berkembang biak dan selanjutnya dapat mengkolonisasi ko0ndisi lingkungan tersebut. Sementar itu Hucthinson (dalam Colinvaux, 1986) menyatakan relung adalah suatu hipervolume yang multidimensional dari akses – akses sumber daya. Definisi Hutchinson itu dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut. Organisme dari suatu jenis dapat bertahan hidup, tumbuh dan berkenbang biak, serta mempertahankan populasinya hanya dalam batas temperatur tertentu. Rentangan temperatur itu merupakan relung hanya dalam satu dimensi yaitu dimensi suhu.

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan jenis untuk bertahan hidup, tumbuh, berkembang biak dan mempertahankan populasinya tidak hanya temperatur, tetapi juga beberapa faktor yang lain. Jika faktor yang dihadapi oleh suatu hewan dalam bertahan hidup, tumbuh, berkembang biak dan mempertahankan populasinya ada, misalnya suhu dan kelembaban maka relung hewan menjadi relung 2 dimensi. Jika faktor yang dihadapi oleh jenis organisme ada 3 faktor misalnya suhu, kelembaban dan kecepatan angin, relungnya disebut relung 3 dimensi. Dilingkungan tempat suatu jenis organisme beradaptasi tentunya tersedia banyak faktor lingkungan, maka relungnya merupakan relung multidimensional.

Relung Dinamika

Relung yang direalisir kebanyakan organisme berubah kedua-duanya pada waktunya yang dan dari satu ke lain tempat sebagai phisik dan lingkungan biotik bertukar-tukar. Perubahan relung dapat dipertimbangkan pada dua tingkatan:

  1. Pada suatu basis jangka pendek itu adalah di dalam suatu skala waktu ekologis, yang sepanjang hidup dari individu tunggal atau paling banyak beberapa generasi.
  2. Pada jangka panjang di dalam suatu skala waktu evolisiner, itu adalah, di atas, waktu berhubungan geologi dan banyak generasi.

Beberapa organisme seperti serangga, seluruhnya sudah terpisah, bukan yang overlap, relung waktu yang berbeda di dalam riwayat hidup mereka, begitu larva nyamuk yang biasa dikenal sebagai “wriggleworms” yang berhubungan dengan air, pemakan tumbuhan sedangkan nyamuk dewasa yang umum dikenal sebagai hewan teresetrial yang terbang dan sebagai binatang penghisap darah. Banyak contoh lain bisa dikutip, seperti ulat bulu / traktor dan butterflies, belatung dan lalat, katak dan berudu, dan larval planktonic dan sessile dewasa. Pada contoh ini perubahan bentuk morfologi dari hewan tersebut menyebabkan suatu relung promounced bergeser secara drastis. Akan tetapi pada organisme lain perubahan relung ini dapat terjadi secara berangsur-angsur misalnya saja pada kadal yang masih muda, lebih aktif pada suhu lingkungan yang rendah dalam mencari mangsa karena ukuran tubuhnya yang kecil, permukaan tubuhnya lebih cepat menyerap panas.

Suatu organisme dekat dengan tetangga di dalam ruang relung atau memiliki potensial pesaing, dapat tetapi tidak memberikan pengaruh yang kuat terhadap relung ekologis. Relung dari beberapa organisme tertentu oleh lingkungan phisik mereka. Tekanan selektif, dan relung, bisa tukar-menukar selama masih hidup. Seperti didaerah berhawa sedang, awal musim semi adalah suatu waktu ketika tumbuhan tahunan secara relatif terpilih, sedangkan kemudian dalam musim, mereka menjadi semakin yang lebih terpilih (Gadgil 1972). Bahkan di dalam jenis ditentukan, beberapa organisme mungkin adalah yang lebih terpilih seperti populasi dalam range geografi yang berbeda atau individu dengan posisi yang berbeda dalam intertidial.

Secara teoritis, berkurangnya kompetisi interspesifik perlu diikuti perluasan relung. Di dalam suatu usaha untuk mengamati ini, (Crowell, 1962) menguji dan membandingkan ekologi di sana jenis burung-burung pada bermuda dengan daratan populasi. Ada sedikit banyak jenis burung-burung darat pada pulau dibandingkan pada tanah daratan, dengan ketiga kebanyakan aundant menjadi disebut yang utama, catbird dan vireo dipandang putih. Pada bermuda, tiga jenis ini mempunyai populasi yang sangat tebal / padat, bagaimanapun, di dalam tanah daratan tempat kediaman di mana jika ada banyak lagi yang lain jenis burung-burung, dan begitu suatu variasi yang luas dari pesaing interspesifik, populasi dari yang sama ini tiga jenis pada umumnya lebih kecil. Walau pun ada, tentu saja perbedaan tak bisa di acuhkan antar tempat kediaman bermuda dan tanah daratan America utara, membentuk perbedaan antara segala jenis burung perlu meskipun demikian mempunyai suatu pengaruh besar pada ekologi dari burung. Walaupum catbird dan utama sudah biasanya tempat yang lebih retricted dan pencarian makan relung pada pulau barangkali sumber daya tersedia jadilah lebih terbatas, vireo dipandang telah memperluas kedua-duanya relung tempatnya dan pencarian makan relung meskipun jenis bersarang pada suatu variasi yang lebih luas pada atas bermuda. Efek dari kompetisi interspesifik pada luas relung kompleks, dan di bawah kondisi berbeda, boleh benar-benar menyukai perluasan relung atau singkatan relung. Begitu suatu pesaing yang mengurangi ketersediaan makanan dalam beberapa mikrohabitat, tetapi daun-daun memangsa kepadatan di dalam mikrohabitattidak diubah, secara efektif mengurangi hasil yang lain.

Relung Dimensional

Walaupun model hipervolume dari dimensi dari niche merupakan konsep yang sangat luar biasa kuat tetapi ini sangat abstrak untuk dijadikan nilai praktis dan agak sulit untuk mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Seperti untuk menyatakan gagasan mengenai hipervolume kita harus mengetahui sesuatu yang esensial yang menyangkut organisme. Karena kita tidak dapat mengetahui semua faktor yang berkenaan dengan unit dari organisme, karena dasar dari niche merupakan hal yang abstrak. Kenyataannya niche dari kebanyakan organisme memiliki banyak dimensi yang tidak dapat terlukiskan. Mengingat rata-rata K dari organisme terseleksi dari suatu kompetisi jumlah dari niche dimensi dapat dibatasi atau dikurangi dengan baik. Kompetisi dapat dihindari dengan adanya perbedaan niche tempat, nniche waktu dan niche makanan sehingga julah niche dimensi yang efektif dapat dikurangi menjadi 3 yaitu tempat, waktu dan makanan. Dapat dibayangkan suatu komunitas yang penuh menempati suatu voleme dalam satu tempat dengan tiga dimensi, komunitas itu akan menyerupai jigsaw puzzle tiga dimensi dengan setiap irisan dari satu spesies menempati suatu bagian dari keseluruhan volume.

Jumlah niche dimensi yang banyak memiliki potensi terhadap tetangga terdekat dalam satu ruangan niche. Dalam satu ruangan niche dimensi ada niche yang dapat diloncati hanya pada dua sisi, dimana hal itu dapat menjadi banyak tetangga dalam dua ruang niche dimensi dan terdiri pada 3 atau lebih dimensi. Selain bentuk kenaikan niche dimensional yang mungkin terjadi niche overlap atau sama-sama mendekati satu sumbu dan masih menyebar atau lurus dengan yang lain.

Relung ekologi merupakan tempat dimana menentukan habitatnya dan menentukan status organisme dalam suatu komunitas dan mengetahui kegiatan atau aktivitas terutama mengenai sumber pangan dan energinya, laju metabolisme dan pertumbuhannya, pengaruh terhadap organisme lain sehingga mampu megubah hal-hal yang penting di dalam suatu ekosistem. Relung ekologi mempunyai 3 konsep komponen secara historis yaitu:

  1. Relung habitat/ relung fisik/ relung ruang.
  2. Relung tropik.
  3. Relung multidimensional hipervolume.

Hubungan antara kelembaban (moisture) dan suhu (temperature)

1.1 Macam-Macam Niche Overlap

  1. An Included Niche

Keadaan ini terjadi pada suatu kedudukan dari suatu spesies berada dalam kedudukan dari spesies yang lain. Keadaan ini digambarkan pada grafik dibawah ini.

Gambar.

Pada grafik di atas terlihat bahwa kedudukan dari spesies dua (S2) berada di dalam kedudukan spesies satu (S1), artinya seluruh kedudukan dari spesies 2 tumpang tindih dengan kedudukan spesies 1. Dalam hal ini ada 2 bentuk kompetisi yang mungkin tarjadi sebagai akibat dari adanya niche overlap atau kedudukan yang tumpang tindih, yaitu:

  • Jika spesies 2 unggul maka akan mengurangi kedudukan atau relung yang dimiliki oleh spesies 1 karena spesies 2 mampu berkompetisi dalam mempertahankan sumber daya dan kedudukannya di dalam ekosistem (digambarkan dengan garis putus-putus), sehingga relung yang dimiliki oleh spesies 1 semakin berkurang.
  • Sebaliknya jika spesies 1 unggul maka spesies 2 akan terancam keberadaannya, karenya spesies 2 tidak mampu bersaing atau berkompetisi dega spesies 1 sehingga tidak mampu mempertahankan kedudukannya dalam ekosistem untuk mendapatkan sumber daya atau faktor-faktor lingkungan yang lain.
  1. Equal overlap

Gambar.

Pada equal overlap besar kedudukan yang dimiliki oleh dua spesies adalah sama besar, dan diantara kedudukan (niche) tersebut ada sebagian kedudukan yang digunakan secara bersama-sama (tumpang tindih/ overlap sebagian). Persaingan atau kompetisi yang muncul antara spesies 1 (S1) dan spesies 2 (S2) cenderung seimbang karena masing-masing spesies memiliki luas kedudukan yang sama.

  1. Unequal overlap

Gambar.

Unequal overlap terjadi apabila kedudukan dari spesies 1 lebih besr dari pada kedudukan spesies 2, dan terjdi penggunaan sebagian kedudukan dan sumber daya secara bersama-sama. Kompetisi yang timbul dalam menggunakan sumber daya / kedudukan pada keadaan ini tidak seimbang karena kedudukan dari spesies 1 hanya sebagian kecil saja, sedangkan pada spesies 2 hampir mencapai separuh dari kedudukannya mengalami overlap (digunakan bersama-sama) dengan spesies 1.

  1. Abuting niche

Gambar.

Kondisi ini terjadi ketika kedudukan dari spesies 1 dan spesies 2 bersinggungan, namun tidak sampai terjadi overlap. Hal ini memungkinkan terjadinya kompetisi secara tidak langsung pada bagian yang bersinggungan. Persinggungan kedudukan ini dihasilkan dari kompetisi yang terjadi pada niche overlap sebagai indikasi untuk menghindari terjadinya persaingan (kompetisi).

  1. Disjunct niche

Gambar.

Pada keadaan ini tidak terjadi overlap kerena relung atau kedudukan dari dua organisme memisah secara sempurna. Masing-masing organisme memiliki kedudukan (niche) yang tidak saling behubungan satu sama lain sehinga tidak terjadi kompetisi.

1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Relung Ekologi

  1. Kedudukan yang ditempati oleh suatu spesies di dalam jaring-jaring makanan (relung trofik).
  2. Kisaran suhu, kelembaban, salinitas yang diterima oleh setia spesies dalam suatu habitat ( relung multidimensional).
  3. Tempat atau ruang spesies hidup relung habitat.

Tiap faktor merupakan bagian dari relung suatu spesies, biasanya berkisar dalam kisaran toleransi. Jadi setiap organisme dapat menahan suatu kisaran tertentu dari suhu, kelembaban, pH, dan salinitas.

  1. KOMPETISI

Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk memperebutkan satu macxam sumber daya, sehingga hubungan tersebut dapat merugikan bagi salah satu pihak. Sumber daya yang diperebutkan dapat berupa makanan, energi dan tempat tinggal. Kompetisi dapat terjadi antar individu dalam satu populasi dan individu dari populasi yang berbeda. Sebagai contoh, ayam yang di pelihara dalam satu kandang saling memperebutkan makanan jika makanannya diberikan dalam satu tempat, persaingannya tampak jika salah satu ayam mematuk mematuk yang lain pada saat makan bersama. Populasi kijang yang hidup di Taman Nasional Baluran (jawa timur) bersaing dengan kerbau liar dan banteng, karena hewan-hewan memakan rumput di savana yang ada di sana. Hubungan kompetisi terjadi hanya jika sumber daya dalam keadaan terbatas sementara ukuran populasi organisme melebihi daya dukung lingkunganya. Di taman nasional baluran, kerbau liar mengalami pertumbuhan populasi lebih cepat dari kijang, banteng dan hebivor yang lain.

Persaingan dalam hal sumber daya ruang ati tempat terjadi jika terjadi ledakan populasi sehingga hewan berdesak-desaan di suatu tempat tertentu. Dalam kondisi seperti ini hewan-hewan yang kuat biasanya mengusir yang lemah untuk pindah dari kelompoknya atau meninggalkan tempatnya. Dalam kasus pertumbuhan populasi kerbau, banteng, dan kijang di Taman Nasional Baluran, jika populasi kerbau tidak dikendalikan,hewan kijang dan banteng juga akan tidak memperoleh tempat yang cukup merumput. Contoh kompetisi di Taman Nasional Baluran yang penulis amati adalah kopetisi hewan dalam memenuhi kebutuhan air minum. Pada musim kemarau, cadangan air hanya ada didekat pantai berupa mata air, atau rawa-rawa sempit. Hampir semua hewan mamalia yang hidup di Taman Nasional Baluran mencari minum di tempat tersebut. Ditinjau dari luas tempatnya, hewan-hewan yang ada di sana akan berebut tempat untuk minum, jika semua hewan minum dalam waktu yang sama. Namun, jenis-jenis hewan yang ada di sana mempunyai waktu sendiri untuk minum. Dalam pengamatan penulis, hewan-hewan itu minum pada sore dan malam hari, dengan pembagian waktu sebagai berikut : kijang sebelum petang, babi rusa pada saat hari mulai gelap, kerbau sekitar jam 10.00 malam, dan banteng lebih lama. Contoh untuk kompetisi sumber daya ruang juga dapat di amati di laboratorium. Sepasang jangkrek dimasukan kedalam terarium, yang di dalamnya sudah diletakan bekas tutup kotak korek api. Jangkrik itu biasanya akan menggunakan tutup korek api untuk tempat tinggal. Jika jangkrik itu dibiarkan di tempat itu untuk beberapa hari, korek api itu akan dikuasai sebagai rumahnya. Jika kemudian dimasukan jangkrik yang lain ke dalam terarium, jangkrik yang sudah tinggal lebih dulu akan mengusir jangkrik pendatang baru jika mendekati rumahnya. Jangkrik yang tinggal lebih dulu juga akan mengusir jangkrik pendatang baru jika mendekati jangkrik betina yang sudah tinggal lebih lama dengan dirinya. Kejadian ini menunjukan bahwa kompetisi tidak hanya terjadi untuk tempat tinggal, tetapi juga terjadi dalam hal pasangan kawin.

Dalam hubungan timbal balik dengan lingkungannya,organisme mempunyai peranan atau menduduki posisi tertentu bagi pihak lain. Misalnya : kambing mempunyai peranan atau berposisi sebagai pemakan rumput dan menjadi mangsa dari harimau didalam lingkungan hidupnya. Posisi atau peranan itu juga berlaku terhadap lingkungan fisik yang ada disekitarnya. Peranan dan posisi organisme terhadap lingkungannya didalam suatu ekosistem disebut relung (niche). Namun orang juga mengartikan relung sebagai tempat hidup, misalnya; relung jentik – jentik nyamuk adalah tempat – tempat tergenang air tawar.

  1. Niche overlape dan kompetisi

Niche overlape terjadi ketika ada dua unit organisme yang menggunakan sumber daya yang sama serta variabel-variabel yang lain yang ada dalam lingkungan. Overlape terjadi sempurna apabila dua unit organisme memiliki niche yang identik, sedangkan overlape tidak akan terjadi apabila k2 niche yang dimliki itu berbeda. Biasanya, niche overlape itu terbagi-bagi. Beberapa sumber daya itu di bagi-bagi dan sumber daya lainnya di gunakan secara eksklusif oleh masing – masing unit organisme. Hutchinson melakukan penelitian sederhana mengenai niche overlape dan berasumsi bahwa lingkungan itu keadaanya penuh atau padat sehingga tidak ada toleransi untuk tidak terjadi niche ovrlape dalam suatu perode waktu tertentu,sehinggga terjadi kompetisi dalam bagian overlape dari dua niche tersebut.

Persaingan akan lebih sering terjadi dan hasilnya hanya salah satu spesies yang dapat bertahan dalam ruang niche yang bertentangan artinya:

  1. Dua dasar niche overlape dapat diidentikan berhubungan antara yang satu dengan yang lain meskipun memiliki ekologi yang berbeda. Unit organisme merupakan unit yang superior dalam persaingan dengan yang lain .
  2. Satu dasar niche akan menjadi lengkap apabila bersama – sam dengan yang lain pada kondisi ini, hasil dari kompetisi bergantung pada kemampuan relatif berkompet5isi dari 2 unit organisme. Jika salah satu dasar niche dimasuki dengan niche yang lain maka kompetisinya adalah inferior, sehingga yang lain akan dimusnahkan dan yang lainnya akan menguasai seluruh ruang niche, jika unit organisme yang pertama adalh kompetisi yang superior , maka organisme tersebut akan mengeliminasi prganisme yang terakhir datang di ruang niche yang bertentangan. Selanjutnya kedua organisme tersebut akan hidup dengan berkompetisi superior terhadap salah satu niche yang masuk kedalam niche yang lain.
  3. Dua dasar niche, overlape secara terpisah-pisah dengan beberapa ruang niche yang terbagi dan beberapa digunakan secara eksklusif oleh setiap organisme setiap unit orgaisme mempunyai tempat berlindung dalam ruang yang tidak bertentangan dan hidup berdampingan karena hal tersebut tidak dapat dihindari dengan adanya kompetitor yang superior yang menguasai ruang niche yang berlainan.
  4. Dasar niche dapat berbatasan antara yang satu dengan yang lain Pada gambar ini menunjukan tidak ada kompetisi-kompetisi secara langgsung yang terjadi seperti hubungan niche yang merefleksikan kompetisi yang dihindari. Jika dua dasar niche tidak menyimpang secara keseluruhan (tanpa overlape) tidak akan terjadi kompetisidan ke2 unit organisme akan menguasai seluruh dasar niche.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Susanto. Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Menengah Departemen Pendidikan Nasional
  2. Kimball. 1999. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
  3. Smith, Robert leo. 1990. Ecologi and Field Biologi Fourt Edition. New York: Harper Collins Publisher.Inc
  4. Subchan, Wachyu. 2005. Ekologi Eksperimental. Jember: P. Biologi FKIP Universitas Jember
  5. Susanto , Pudjo .Drs. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
  6. Pianca, Erick. 1999. Evolutionary Ecology. New York: Harper Collins Publisher.Inc
Dipublikasi di Ekologi Hewan | Meninggalkan komentar

Plant-Herbivore Relationship

Plant-Herbivore Relationship

A.Predator-Prey Systems
Menurut teori interaksi antara pemangsa dan yang dimangsa, hubungan antara herbivora dan tanaman adalah siklus. Ketika mangsa (tanaman) dalam jumlah banyak maka predator (hewan herbivora) meningkatkan jumlahnya, sehingga mengurangi populasi mangsa, yang pada gilirannya menyebabkan jumlah dari tumbuhan berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa populasi herbivora berfluktuasi di sekitar kapasitas sumber makanan, dalam hal ini tumbuhan.
Beberapa faktor berperan ke dalam populasi dan membantu menstabilkan interaksi antara pemangsa dan yang dimangsa. Sebagai contoh, heterogenitas spasial dipertahankan, yang berarti akan selalu ada tanaman yang tidak ditemukan oleh herbivora. Proses ini memainkan peran yang sangat penting bagi herbivora yang memakan satu spesies tanaman dan mencegah herbivore ini menghabiskan sumber makanan mereka. Pertahanan tanaman juga membantu menstabilkan interaksi antara pemangsa dan yang dimangsa. Makan membantu kedua jenis hewan herbivora menstabilkan populasi predator. Bolak-balik antara dua atau lebih jenis tanaman memberikan stabilitas untuk herbivora, sedangkan populasi tanaman berosilasi. Secara umum hal ini memainkan peranan penting bagi herbivora yang makan berbagai jenis tanaman. Herbivora menjaga populasi vegetasi dan memungkinkan keragaman yang lebih besar dari kedua herbivora dan tanaman.

B.Feeding strategies
Herbivora terbatas dalam kemampuan makan mereka, baik oleh waktu atau sumber makanan. Hewan yang memiliki waktu terbatas, berarti mereka memiliki waktu terbatas untuk mengkonsumsi makanan yang mereka butuhkan, menggunakan strategi merumput dan mencari rumput atau makanan, sementara binatang-binatang yang terbatas sumber makanan, yang berarti bahwa mereka dibatasi pada jenis makanan yang mereka makan , menggunakan strategi makan selektif. Pemakan rumput cenderung bersifat herbivora yang sangat besar yang perlu mengkonsumsi banyak makanan untuk mempertahankan metabolisme mereka, atau herbivora yang memiliki jumlah yang sangat singkat waktu untuk makan sebanyak mungkin sebelum melakukan proses reproduksi, seperti banyak dilakukan oleh serangga. Beberapa teori mencoba untuk menjelaskan dan menghitung hubungan antara hewan dan makanan mereka, seperti hukum Kleiber, persamaan Holling’s disk dan Teorema Nilai Marjinal.
Hukum Kleiber menjelaskan hubungan antara ukuran hewan dan strategi pemberian makan yang digunakannya. Pada intinya, ia mengatakan bahwa binatang yang lebih besar perlu makan lebih banyak (per satuan berat) dari pada hewan kecil. hukum Kleiber menyatakan bahwa tingkat metabolisme (Q0) dari binatang adalah massa dari hewan (M) dikali 3/4th power:
Q0 = M3 / 4
Oleh karena itu, massa dari hewan meningkat lebih cepat daripada tingkat metabolismenya.
Ada banyak jenis strategi yang digunakan oleh herbivora. Banyak herbivora tidak jatuh ke dalam salah satu strategi makan tertentu, tetapi sebaliknya menggunakan beberapa strategi dan makan berbagai bagian tanaman.
Teori Optimal mencari makan adalah sebuah model untuk memprediksi perilaku binatang sambil mencari makanan atau niche lainnya, seperti tempat berlindung atau air. Model ini menilai kedua gerakan individu, seperti perilaku binatang sambil mencari makanan, dan distribusi dalam suatu habitat, seperti dinamika populasi dan pada tingkat masyarakat. Sebagai contoh, model akan digunakan untuk melihat perilaku browsing rusa sambil mencari makanan, dan juga bahwa rusa lokasi tertentu dan gerakan dalam hutan habitat dan interaksi dengan rusa yang lain ketika berada di habitat itu.
Model ini bisa menjadi kontroversial, di mana kritikus mengatakan bahwa teori ini melingkar dan diuji. Para pengecam mengatakan bahwa teori menggunakan contoh-contoh yang sesuai dengan teori, tetapi bahwa para peneliti tidak menggunakan teori jika tidak sesuai dengan kenyataan. Kritikus lain menunjukkan bahwa hewan tidak memiliki kemampuan untuk menilai dan memaksimalkan potensi keuntungan, maka teori mencari makan optimal tidak relevan dan diturunkan untuk menjelaskan tren yang tidak ada di alam.
Persamaan model Holling disk di mana efisiensi predator mengkonsumsi mangsa. Model memperkirakan bahwa dengan meningkatnya jumlah mangsa, predator juga meningkatkan waktu penanganan menghabiskan mangsa dan akan tetapi efisiensi dari pemangsa menurun. Pada tahun 1959 S. Holling mengusulkan sebuah persamaan untuk model tingkat pengembalian yang optimal diet: Rate (R) = Energi diperoleh dalam mencari makan (Ef) / (waktu mencari (Ts) + waktu penanganan (Th))
R = Ef / (Ts + Th)
Dimana s = biaya per satuan waktu pencarian f = laju perjumpaan dengan item, h = penanganan waktu, e = energi yang diperoleh per pertemuan
Akibatnya, hal ini akan menunjukkan bahwa hewan herbivora di sebuah hutan lebat akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk penanganan (makan) tumbuh-tumbuhan karena ada begitu banyak tumbuh-tumbuhan di sekitar daripada herbivora dalam hutan tipis, yang dapat dengan mudah menelusuri vegetasi hutan. Oleh karena itu, menurut persamaan Holling disk, herbivora yang berada di hutan jarang akan lebih efisien daripada herbivora makan di hutan lebat
Teorema Nilai marjinal menggambarkan keseimbangan antara makan semua makanan di sebuah patch untuk segera mendapatkan energi, atau pindah ke patch baru dan meninggalkan tanaman di patch pertama supaya tumbuh agar dapat digunakan di masa depan. Teori memprediksi bahwa tidak ada faktor-faktor komplikasi, seekor binatang harus meninggalkan patch sumber daya ketika tingkat hasil (jumlah makanan) menurun di bawah tingkat rata-rata hal ini merupakan keuntungan untuk seluruh wilayah. Menurut teori ini, lokus harus bergerak menuju ke patch baru ketika mereka sedang membutuhkan lebih banyak energi untuk mendapatkan makanan daripada rata-rata patch. Dalam teori ini, dua parameter berikutnya muncul, yang Memberikan Up Kepadatan (GUD) dan Memberi Up Time (GUT). The Giving Up Kepadatan (GUD) quantifies jumlah makanan yang tetap di sebuah patch ketika bergerak ke forager patch baru. The Giving Up Time (GUT) digunakan ketika sebuah hewan terus menilai kualitas patch.
C.Effects of Plant Predation
Predasi herbivore terhadap tanaman dapat berupa defoliasi dan konsumsi buah-buahan serta biji tanaman. Penggundulan adalah kerusakan jaringan tanaman (daun, kulit, batang, dan akar). Beberapa predator tanaman, seperti kutu daun, jaringan tidak dikonsumsi langsung, tapi, bertindak sebagai parasit dengan cara hidup di daun tanaman. Kutu daun tersebut menghisap nutrisi tanaman yang terdapat di floem menggunakan organ pengisapnya yang terdapat di mulutnya. Tetapi ada juga herbivore yang mengkonsumsi tanaman dengan cara merusak sebagian tanama ataupun merusak tanaman secara keseluruhan. Herbivore yang langsung memakan bibit tanaman akan mengurangi kelestarian tanaman. Herbivora juga ada yang mengkonsumsi biji dari tanman. Pemangsaan herbivore terhadap biji tanaman yang terdapat pada buah dapat berdampak positive pada tanaman, yaitu sebagai mekanisme untuk penyebaran benih. Apabila biji dari buah yang dikonsumsi herbivore tidak dapat di cerna oleh herbivore maka biji tersebut akan dikeluarkan kembali melalui feses. Biji tersebut akan tersebar seiring dengan berpindah tempatnya herbivore.
a.Plant Fitness
Kerusakan jaringan tanaman seperti jaringan pada daun, kulit, batang dan akar akan mempengaruihi kemampuannya untuk bertahan hidup, meskipun mungkin tidak akan mati secara langsung (lihat Dirzo 1984). Berkurangnya biomassa akar dan daun tanaman akan menyebabkan menurunnya kekuatan tanaman, sehingga tanaman tidak mampu berkompetisi di daerah vegetasinya, dan kemampuan bereproduksinyapun juga rendah. Kasus ini sering ditemuai pada saat tanaman masih remaja, ketika tanaman masih rentan terhadap meningkatnya angka kematian dan rendahnya kemampuan untuk berkompetisi.

Walaupun tanaman mungkin dapat mengkompensasi hilangnya daun dengan meningkatkan asimilasi fotosintesis pada daun yang tersisa, tetapi hal tersebut mungkin berpengaruh kurang baik terhadap hilangnya nutrisi yang tergantung pada usia jaringan yang rusak. Struktur daun muda tergantung dari pengambilan dan penggunaan cadangan nutrisi dari akar dan jaringan tanaman yang lain. Daun dewasa menjadi penyedia nutrisi untuk tanaman sebelum menggugurkan diri.
Herbivor lebih suka memakan tanaman yang sesuai dengan organ pencernaannya serta banyak mengandung nutrisi. Mereka cenderung menolak daun yang lebih tua karena mengandung sedikit nutrisi. Selain itu, daun yang tua mengandung kadar lignin yang tinggi dan senyawa sekunder lainnya seperti tannin. Jika herbivora memakan daun muda, maka herbivore akan mendapatkan nutrisi dalam jumlah banyak.

b.Herbivore Fitness
Herbivora adalah bentuk pemangsa di mana organisme ini prinsipnya mengkonsumsi autotrophs seperti tanaman, alga dan bakteri photosynthesizing. Untuk herbivora bukan kuantitas makanan yang penting tetapi kualitas biomassa yang cukup. Karena proses pencernaan pada herbivora berlangsung kompleks sehingga perlu untuk mendobrak selulosa dan jaringan tanaman agar dapat dikonversi ke dalam daging hewan, sehingga herbivora mencari makanan berkualitas tinggi yang kaya nitrogen. Tanpa itu, herbivora dapat mati kelaparan dengan perut kenyang. Makanan berkualitas rendah dan berserat akan sulit dicerna oleh hewan. Makanan berkualitas tinggi yang masih muda, lembut, dan hijau terdapat pada organ seperti akar, umbi-umbian, dan biji-bijian. Herbivora yang dipaksa hidup di lingkungan makanan berkualitas rendah, maka akan menyebabkan tingginya angka kematian atau kegagalan reproduksi (Sinclair 1977). Ditambah lagi masalah kualitas adalah pertahanan hewan untuk mengatasi berbagai tanaman yang membuat makanan tidak tersedia, hampir tidak dapat dicerna, atau bahkan beracun.
Bahan tanaman sekunder dapat mempengaruhi kinerja reproduksi beberapa mamalia. Isoflavonoids pada tanaman biasanya terdapat di kacang-kacangan, terutama alfalfa dan estrogenic khususnya progesteron. Ketika dikonsumsi, isoflavonoids ini menyebabkan sebuah efek estregonic dan menimbulkan ketidakseimbangan hormon sehingga tenaga berkurang. Senyawa sekunder reproduksi juga berfungsi sebagai isyarat untuk beberapa Vole (Berger et al. 1981). Satu senyawa, 6-methoxybenzoxolinone (6-MBOA), dengan cepat merangsang reproduksi Vole (Microtus montanus). Ketika Vole memakan rumput, yang merangsang jaringan tanaman yang terluka untuk melepaskan sebuah enzim yang mengkonversi senyawa prekursor muda tumbuh berlimpah di jaringan untuk 6-MBOA. Kimia yang tertelan berfungsi sebagai petunjuk Vole memungkinkan untuk menghasilkan keturunan ketika sumber makanan akan tersedia bagi mereka. Sinyal kimiawi ini penting bagi Vole, karena mereka tinggal di lingkungan di mana sumber makanan tidak dapat diprediksikan dan tergantung pada waktu Salju yang Mencair dan kondisi lingkungan lainnya. Tahunan perbedaan dalam penampilan dan pertumbuhan vegetatif baru dari 6-MBOA dapat mempengaruhi populasi (Negus, Berger, dan Forslund 1977).

D.Plant Defenses
Sebuah pertahanan tanaman adalah suatu sifat yang meningkatkan kebugaran tanaman ketika berhadapan dengan herbivora. Ini diukur relatif terhadap tanaman lain yang tidak memiliki sifat defensif. Meningkatkan pertahanan tanaman untuk kelangsungan hidup dan / atau reproduksi (kebugaran) tanaman di bawah tekanan predasi dari herbivora.
Pertahanan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, toleransi dan resistensi. Toleransi adalah kemampuan tanaman untuk menahan kerusakan tanpa penurunan kebugaran. Hal ini dapat terjadi dengan mengalihkan herbivory non-esensial pada bagian-bagian tanaman atau dengan cepat pertumbuhan kembali dan pemulihan dari herbivory. Perlawanan mengacu pada kemampuan tanaman untuk mengurangi jumlah kerusakan yang diterima dari herbivora. Hal ini dapat terjadi melalui penghindaran dalam ruang atau waktu , pertahanan fisik, atau pertahanan kimia. Pertahanan dapat menjadi konstitutif, selalu hadir dalam tumbuhan, atau diinduksi, yang diproduksi atau translokasi oleh kerusakan tanaman atau stres
Pertahanan fisik, atau mekanis merupakan penghalang atau struktur yang dirancang untuk mencegah atau mengurangi kerusakan organ tanaman oleh herbivore. Duri seperti yang ditemukan pada mawar atau pohon akasia seperti juga punggung pada kaktus. Rambut yang lebih kecil dikenal sebagai trichomes dapat menutupi daun atau batang dan terutama efektif terhadap invertebrata herbivora . Selain itu, beberapa tanaman memiliki lapisan lilin atau resin yang mengubah tekstur mereka, membuat mereka sulit untuk dimakan. Akhirnya, beberapa tanaman menyimpan silika dalam jaringan mereka. Pada dasarnya ini adalah potongan-potongan kecil kaca yang digunakan tanaman untuk mengurangi gigitan gigi herbivora.
Pertahanan kimia merupakan hasil deri metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman yang menghalangi herbivory. Ada beragam di alam ini dan satu tanaman bisa memiliki ratusan pertahanan kimia yang berbeda. Pertahanan kimia dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, pertahanan berbasis karbon dan pertahanan berbasis nitrogen.

Pertahanan berbasis karbon termasuk terpene dan phenolic. Terpenes berasal dari 5-karbon isoprena unit dan terdiri dari minyak esensial, karotenoid, resin, dan lateks. Mereka dapat memiliki sejumlah fungsi yang mengganggu herbivora seperti menghambat pembentukan adenosin trifosfat (ATP), hormon molting, atau sistem saraf . Phenolic menggabungkan cincin karbon aromatik dengan kelompok hidroksil. Ada beberapa yang berbeda seperti lignins phenolic, yang terdapat dalam dinding sel dan sangat dicerna kecuali untuk khusus microorgamisms; tannin, yang memiliki rasa pahit dan mengikat pada protein membuat mereka dicerna dan furanocumerins, yang menghasilkan radikal bebas mengganggu DNA , protein, dan lipid, dan dapat menyebabkan iritasi kulit.
Pertahanan berbasis nitrogen disintesis dari asam amino dan terutama datang dalam bentuk alkaloid dan cyanogens. Alkaloid umum dikenal termasuk zat-zat seperti kafein, nikotin, dan morfin. Senyawa ini sering pahit dan dapat menghambat sintesis DNA atau RNA atau memblokir pengiriman sinyal sistem saraf. Cyanogens mendapatkan nama mereka dari sianida disimpan di dalam jaringan mereka. Ini dilepaskan ketika tanaman rusak dan menghambat respirasi selular dan transpor elektron.
Tanaman juga berubah fitur yang meningkatkan kemungkinan untuk menarik musuh alami herbivora. Beberapa memancarkan semiochemicals, bau yang menarik musuh alami, sementara yang lain menyediakan makanan dan perumahan untuk menjaga musuh alami ‘kehadiran (misalnya semut yang mengurangi herbivory [25]). Suatu jenis tumbuhan sering memiliki banyak jenis mekanisme pertahanan, mekanis atau kimia, konstitutif atau diinduksi, yang additively berfungsi untuk melindungi tanaman, dan memungkinkan untuk melarikan diri dari herbivora.
E.Herbivore Defenses
Segudang pertahanan yang ditampilkan oleh tanaman berarti bahwa herbivore membutuhkan berbagai teknik untuk mengatasi pertahanan ini dan mendapatkan makanan. Ini memungkinkan herbivora untuk meningkatkan cara memperpleh makanan dan penggunaan tanaman inang. Herbivora memiliki tiga strategi utama untuk mengatasi pertahanan tanaman yaitu: choice, herbivore modification, and plant modification.
Feeding choice yang melibatkan tanaman dan herbivora untuk memilih makanan yang akan dimakan. Telah dikatakan bahwa banyak herbivora memakan berbagai tanaman untuk menyeimbangkan asupan gizi mereka dan untuk menghindari terlalu banyak mengkonsumsi salah satu jenis bahan kimia yang digunakan tanaman sebagai alat pertahaan. Namun, dalam pencarian makanan herbivore menghindari racun yang ada pada tanama sebagai alat pertahanan atau mengkhususkan pada satu jenis tanaman yang dapat dimakan saja.
Herbivore modification adalah ketika berbagai adaptasi tubuh atau sistem pencernaan dari herbivora memungkinkan mereka untuk mengatasi pertahanan tanaman. Ini mungkin termasuk detoksifikasi metabolit sekunder, kemampuan untuk menetralkan racun, atau menghindari racun, seperti melalui produksi air liur dalam jumlah besar untuk mengurangi efektivitas pertahanan. Herbivora dapat juga memanfaatkan tanaman symbionts untuk menghindari pertahanan. Sebagai contoh, beberapa kutu daun menggunakan bakteri dalam usus untuk menyediakan kekurangan asam amino esensial dalam diet getah mereka.

Gbr. Aphids are fluid feeders on plant sap.
Plant modification terjadi ketika herbivora menggerakan tanaman sebagai makanan mereka untuk meningkatkan perolehan makanan. Sebagai contoh, beberapa ulat menggulung daun untuk mengurangi efektivitas pertahanan tanaman yang diaktifkan oleh sinar matahari.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. Predation and Herbivory.Dalam

http://en.wikibooks.org/wiki/Ecology/Predation_and_Herbivory [6 Maret 2010]

Anonim 2. Plantphysiol. Dalam http://www.plantphysiol.org/

Anonim 3. Herbivore. Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Herbivore

Anonim 4. Dalam http://ehp.niehs.nih.gov/members/2001/109p443-448wynne-edwards/wynne-edwards.pdf

Dipublikasi di Ekologi Hewan | Meninggalkan komentar